Sabtu, 27 April 2013

Universitas Kehidupan #3 : Sebongkah Rindu Ketangguhan Mereka





ketika mengisi materi siang tadi tentang kemuliaan dan prinsip berilmu, tetiba teringat Sellin dan Indra serta anak2 Flores lainnya. :') teringat percakapan antara aku, sellin dan indra, yang membuat bersyukur sekaligus sedih dalam waktu bersamaan.
Sore itu aku tengah berjalan kaki menuju kampung melewati jalan yang kanan kirinya adalah hutan. aku berjalan sendiri hendak bertemu anak2 dan berlatihbersama mereka utk festival kampung kala itu.
Sayup aku mendengar, di tengah lebatnya pohon di hutan, anak-anak bercanda dengan girangnya. Dan seketika muncul dari samping jalanku, dengan membawa sekumpulan kayu yang sepertinya jika aku yang menopangnya dipundakku seperti mereka, aku tak kan kuat, haha. -_-

Awalnya aku biasa saja melihat mereka membawa kayu itu, bahkan aku pikir kayu itu utk mainan, tetapi,

Aku : Sellin, Indra, baru pulang sekolah ? (tanyaku)
Sellin & Indra : Iya kak, (jawab mereka seperti biasa sembari berjalan di sampingku)
Aku : Kenapa tidak langsung pulang dan lewat jalan raya saja? kenapa lewat tengah hutan dan membawa kayu pula kau ini.
Indra : kami mengumpulkan kayu kering di hutan kakak.
Aku : Untuk apa ??? bukankah berat kau panggul seperti itu ?? (dengan nada heran)
Sellin : Kami mencari kayu bakar untuk bantu mama kakak. Agar asap dapur tetap bisa berbunyi. (read: mengeluarkan asap)
Indra : setiap pulang sekolah kami sudah terbiasa mencari kayu di hutan utk dibawa pulang, kakak.
Aku : (ndak bisa berkata-kata, speechless, pengin nangis, mata udah berair, bersyukur, nano-nano deh) Mari kakak bantu panggul *tersenyum*
Sellin : tidak perlu kakak. Ini berat.
Aku : (diam tak memaksa, karena terlanjur larut dengan pemandangan mengharukan saat itu)

Dan perasaanku mulai campur aduk, antara bersyukur karna aku bisa sekolah dengan tenang, sedih karna aku jauh kalah tangguh dengan mereka yang luarbiasa. Sembari berjalan menikmati sore yang mulai berkabut. Dan aku tersadar,

"Sellin, Indra, mana sepatu kalian??" tanyaku terkejut.
"Kami tidak pakai sepatu kakak. *tersenyum*" jawab mereka serentak.

Ya Rabb.... :'(

#SebongkahRinduMereka






~ditengah segala keterbatasan dan keadaan yang mengharuskan mereka, semangat mereka untuk mencari ilmu sungguh luarbiasa. Bahkan ilmu tak harus kita dapatkan lewat buku dan guru di sekolah. Keseharian yang kita jalani dan kejadian kecil yang muncul bahkan mampu menjadi ilmu yang luar biasa. tentang syukur, tentang simpati dan empati, tentang kekuatan dan kesabaran. Ahh... sesungguhnya orang2 yang berfikir lagi mampu mengambil hikmah adalah mereka yang beruntung. Puji syukur kepada Allah atas segala nikmatnya. :')

NB : mereka jarang memakai alas kaki ketika sekolah, kepepet ya pakai sendal jepit yang udah compang camping. Tas yg mereka bawa utk taruh buku, hanya dari sekantong plastik hitam, kebanyakan.~

Tidak ada komentar:

Posting Komentar