Jumat, 28 Februari 2014

Bus Kedua

Seperti peristiwa ketinggalan bus, sesuatu yang sedang kita tunggu berikutnya seringkali adalah sesuatu yang sudah kita lewatkan. Sementara waktu tak mungkin berjalan mundur, menunggu “kesempatan kedua” kadang-kadang seperti sebuah usaha untuk menerjemahkan kata “selamanya” menjadi satuan waktu yang bisa dihitung dan diperkirakan. Kita boleh berharap bisa melakukannya, tetapi kenyataan seringkali bahkan selalu tak seindah yang kita bayangkan.

Kemana kita sebenarnya akan pergi dengan bus kedua itu?
“Barangkali ke terminal berikutnya: Kedewasaan.”,”tempat dimana kita akan menyadari dan membuat kita mengerti bahwa sesuatu yang paling kita tunggu dan inginkan sebenarnya adalah hal-hal kecil yang sedang kita dekap tetapi sering kita sepelekan di keseharian. Tempat di mana kita tak memberi ruang pada penyesalan-penyesalan tetapi mencari peluang-peluang untuk sejumlah kerja perbaikan.”

Apakah kita benar-benar sudah ketinggalan bus ?

“Ya, tetapi aku akan tetap menunggu.” J

*kutipan tulisan Fahd Djibran

Rabu, 26 Februari 2014

#AkuRapopo 1

            Aku tak tahu apa yang sebenarnya di skenariokan oleh-Mu atas diriku. Yang aku tahu, aku tengah berusaha maju tanpa harus membalikkan badanku. Untuk tidak mengingat segala yang seharusnya tak perlu kuingat, melupakan segala yang harus aku lupakan. Aku hanya tengah berupaya mempertahankan diri agar kemudian tak goyah sedikitpun hanya karena bertemu dengan apa yang tengah kuhindari. Atau apa mungkin salah jika aku harus menghindar? Tapi entah aku merasa usaha ini semakin diujikan kepadaku oleh-Mu. Mungkinkah ini skenario-Mu agar aku semakin berjuang ? berjuang untuk benar-benar ikhlas…

            Kalau memang begitu, Rabb… kumohon istiqomahkan aku. Bersihkan hatiku atas segala penyakit ini. Jangan biarkan aku semakin mengotori hati dan jiwaku. Rabb… Engkau Maha Tau, bahkan tak perlu kujelaskan pun Engkau Maha Tau apa yang tengah ku risaukan. Hina diri rasanya jika perjuangan itu pada akhirnya harus diputus-asakan. Bukankah Engkau tidak menyukai seorang muslim yang putus asa? Maka bantulah aku Rabb… dan aku pun tau Engkau selalu ada untuk membantuku. Apapun skenario yang Engkau berikan untukku, akan kuhadapi semampuku. Asal Engkau selalu dalam setiap perjuanganku, asal Engkau senantiasa berada untuk menguatkanku. Asal Engkau melalui kecintaanMu memahamkan aku, bahwa ini memang caraMu untuk membuatku lebih baik. Bahwa Engkau mencintaiku, menjadikanku pribadi yang senantiasa IKHLAS.

Maafkanlah manusia yang tengah mengeluh ini… Astaghfirullah.

19 Februari 2014 : “Sehebat apapun kau menjauh, menghindar, dan sembunyi, sehebat itu pula Allah akan mempertemukan dengan apa yang membuat kau menjauh, menghindar, dan sembunyi. #Istiqomahluarbiasa.”


26 Februari 2014 : yang aku baca “Tidak ada tempat satupun untuk dapat sembunyi. Yang ada hanyalah berusaha selalu menjadi orang baik.” (Allah selalu punya cara untuk mengingatkan)

Selasa, 04 Februari 2014

Diskusi Pendidikan #2 : Motivasi

Bismillah.
            Akhirnya bisa nulis juga hasil diskusi dengan jajaran guru-guru saya yang tiap kamis pagi diadakan di rumah Ustadz Fauzil Adhim. Diskusi kali ini sangat menarik karena kita membahas tentang motivasi yang kemudian kita kerucutkan dalam sudut pandang islam. Hihihi… sebelum mulai diskusi, seperti biasa ada suguhan kopi enak dari Ustadz Fauzil. (sorry guys ane lupa nggak minta potonye, lupa namanye pula, jadi nggak di aplot deh ^^v ).

            Diskusi yang senantiasa dihadiri para pakar parenting dan pendidikan ini sebenernya bisa-bisa saja dibuka untuk umum. Tetapi sembari diusahakan, kami-kami yang biasa nongol di diskusi ini dulu yang hadir. Ada Ustadz Fauzil Adhim (pakar parenting), Ustadz Bagus Priyosembodo (pakar pendidikan), Ustadz Fatan Fantastik (Direktur+Trainer JANtraining), Deniz Dinamiz (Trainer JANtraining), dan kami-kami para murid (sekitar 7 orang) yang masih sedikit ilmu berlomba-lomba mengais dari beliau-beliau tadi. Well, bahasan kali ini cukup lezat dan nikmat (ngelirik kopi dan camilan khas gunungkidul, Tiwul dan kawan-kawannya :-9 hahaha). So, Yuk kita mulai !

            Menyusup sebentar ke ilmu psikologi ya, dalam ilmu psikologi motivasi itu ada,

Highly Motivated

(motivasi tinggi)


Motivated

(termotivasi)

Unmotivated

(tidak ada motivasi)

Demotivated
(motivasi turun)

            Demotivated adalah kondisi dimana seseorang sebelumnya memiliki motivasi tinggi (highly motivated) kemudian “njegleg” atau menurun drastis karena alasan tertentu yang kemudian membuatnya tidak bermotivasi lagi. Atau bisa juga, seseorang dimotivasi dengan alur demotivated kemudian termotivasi, tapi cara ini jarang digunakan karena cenderung melalui cara meremehkan diri yang kemudian bisa jadi akan menjatuhkan mental seseorang, itu tidak sesuai fitrah. Unmotivated adalah kondisi dimana seseorang sejak awal memang tidak memiliki motivasi. Hal ini bisa jadi karena tidak ada asupan motivasi dari lingkungan sekitarnya atau memang di lingkungannya memang tidak menumbuhkan iklim motivasi, sehingga seseorang tidak dapat menangkap sinyal motivasi. Kondisi unmotivated bisa berubah menjadi motivated bahkan highly motivated jika memang ada dorongan motivasi dari dalam (motivasi intrinsik) dan motivasi dari luar (motivasi ekstrinsik). Highly motivated adalah kondisi seseorang yang memang memiliki motivasi tinggi.

            Nah, karena kita ingin menilik motivasi tersebut dari sudut pandang islam, maka kemudian kita mengenal motivasi itu dengan “TARGHIB” (membuat rasa senang secara batin) dan “TARHIB” (menanamkan rasa takut). Secara bahasa targhib dalam bahasa Arab berasal dari kata raggaba yang berarti membujuk untuk menjadi suka. Sementara tarhib berasal dari kata rahhaba yang berarti menakuti. Secara istilah, menurut Abdurrahman An-Nahlawi, targhib adalah suatu janji yang disertai bujukan dan rayuan untuk menunda kenikmatan namun penundaan tersebut sifatnya pasti baik dan murni karena dilakukan melalui amal sholih. Tarhib adalah ancaman melalui hukuman yang disebabkan oleh terlaksananya sebuah dosa, kesalahan, atau perbuatan yang dilarang Allah.

            Dari pemahaman di atas maka motivasi dalam konsep islam ditumbuhkan melalui dua hal tersebut yaitu targhib dan tarhib. Efek dari targhib adalah meyakini, yang membuat seseorang itu mencintai (senang secara batiniyah dan emosional), dan akhirnya bersemangat untuk melakukan (meskipun tidak menyenangkan secara fisik dan materi). Nah beralih ke masalah tarhib yang sepertinya kita akan lebih banyak membahas tentang ini. Konsep tarhib itu berdasar pada Q.S. An Nazia’at ayat 26 bahwa “Sesungguhnya pada yang demikian itu terdapat ibroh (pelajaran) bagi orang yang takut (kepada Tuhannya).”  Di dalam rasa takut kita juga perlu mengenal 3 hal :

Khosy-yah : rasa takut karena kecintaan yang luar biasa/ta’zhim kepada Allah SWT.
Khouf : rasa takut karena bahaya, misal : neraka dan azab. Ini merupakan jenis rasa takut akan penderitaan di masa depan.
Hazn : rasa takut karena pengalaman masa lalu, misal : pengalaman disakiti.

            Kira-kira menurut kalian, mana rasa takut terbaik untuk bisa memotivasi diri ?? *senyum lebar* 3 hal tersebut memang mempengaruhi motivasi-motivasi yang muncul dari dalam diri kita. Namun, motivasi yang dipengaruhi oleh rasa takut karena kecintaan yang luar biasa (khosy-yah) yang membuat diri justru akan lebih produktif, karena segala apa yang dilakukan kita serahkan kepada Allah SWT. Seperti yang sudah Allah jelaskan di Q.S. Luqman ayat 22 bahwa “Dan sesiapa yang menyerahkan dirinya kepada Allah (yuslim), sedang dia orang yang berbuat kebaikan (muhsin), maka sesungguhnya ia telah berpegang teguh kepada buhul tali yang kukuh.”

            Urwatul Utsqa (tali yang kukuh), agar dapat bertahan dalam tali itu ada syaratnya, yaitu kita perlu menjadi manusia yang “Yuslim” dimana kita menyerahkan wajah kepada Allah (yuslim wajhahu ilallah), berserah diri. Memurnikan segala ibadah kepada Allah, atau bahasa awam yang kita kenal adalah IKHLAS. Kedua adalah menjadi manusia-manusia “Muhsin” yang senantiasa ber-ihsan. Melakukan amal-amal kebaikan sekecil apapun itu juga dengan ber-ittiba’ kepada Rasul, atau bahasa awamnya adalah NYUNNAH, menjalankan sunnah-sunnah. J Dari kedua hal tersebut kemudian akan menjadi elemen penting dalam diri kita untuk senantiasa termotivasi hingga memiliki motivasi tinggi dalam menjalani segala aktivitas karena rasa takut kita atas dasar kecintaan kepada Rabb semesta alam.

            Motivasi dengan rasa takut (tarhib) ini penting bagi diri seorang muslim. Rasa tarhib pada akhirnya yang membuat diri memiliki kesadaran tinggi atas urgensi dan fungsi manusia diturunkan ke bumi untuk senantiasa produktif beramal baik lillahi ta’ala. Bahkan ulama-ulama besar pun menjadikan rasa takut ini sebagai motivasi untuk berilmu, makin tinggi ilmu maka akan semakin tinggi pula tingkat keimanannya. Nah, rasa takutnya orang beriman akan membuatnya bisa paham akan ilmu dan pengetahuan.  So, apa dan bagaimana motivasi mu selama menjalani hidup di dunia ini ? *ngomong sama cermin* Semoga kita memiliki tingkatan motivasi yang paling tinggi untuk berproduktivitas di dunia ya… yaitu karena rasa tarhib kita didasari atas kecintaan yang luar biasa kepada Allah SWT, yang kemudian menjadikan diri kita orang-orang yang Yuslim dan Muhsin. J Waallahu’a’alam.

            Itu sedikit ilmu yang bisa aku share dari diskusi bareng para guru, semoga manfaat nggih. Kalau ada salah mohon diluruskan, karena manusia tempat khilaf dan dosa sementara kesempurnaan milik Allah semata. J


Referensi : Abdurrahman An Nahlawi, Pendidikan Islam di Rumah Sekolah dan Masyarakat, Jakarta: Gema Insani Press, 1995. Forum Garasi, Diskusi Pendidikan Kamis 16 dan 23 Januari 2014.
           


Senin, 03 Februari 2014

Sekali Lagi, Rindu.



Bahwa Rindu, meski ia begitu sesak, tapi doa selalu menjadi jalan untuk membuat semua begitu lega.~

*Log in Facebook Account*

Pagi ini, setelah lebih dari sebulan tak mengaktifkan facebook dan meminimalisir segala kegiatan di media sosial, tetiba hati sesak oleh rasa rindu. Aku memang sengaja meminimalisir aktivitas di media tersebut karena aku takut. Kondisi ruhiyah dan fisik yang sempat drop beberapa bulan lalu membuatku banyak berpikir dan berusaha semakin mendekat sama Allah. Aku tak ingin banyak mengeluh dengan apa yang aku kerjakan, aku tak ingin banyak mengomel dengan apa yang membuatkan gusar, dan aku tak ingin banyak bercanda dengan segala lelucon (tak bermanfaat), maka kuputuskan untuk mematikan aktivitas facebook dan mengurangi aktivitas twitter. Just blog and email aku berselayar, juga Whatsapp yang memang menjadi satu cara untuk keep in touch di lingkaran ukhuwah. Ya, aku tengah menjadi manusia yang belajar dan belajar menata 3 perkara hati.

            Pagi ini aku berinisiatif mengaktifkan kembali akun fb ku. Sekedar ingin menengok kabar mereka, mereka, dan mereka di sana. Ya, karena aku merasa SMS kini sudah tak begitu berguna (kecuali urusan kerjaan), selain aku juga tengah malas mengisi pulsa hehe. Aku tengok satu per satu akun sodari-sodari ku. “Rabb aku merindukan mereka… Jems, Ayu, Mbak Dea, Nia, Izzah, Bella, Mbak Yess, Mbak Alin, Ingar, Intan, Een, Deyni, Nuri, dll.”

Berbagai kabar pun menjadi topik andalan di beranda. Kabar suka bahkan kabar duka. Kabar tentang banyak kawan senagkatan yang melepas masa lajang dan masa gadisnya, dan aku turut bersyukur dan mendoakan mereka J . Ada juga kabar seorang kader dakwah yang melepas masa hidupnya di dunia untuk menemui Rabb yang dicintainya. Dua jenis kabar itu yang kemudian membuat dada semakin sesak karena dibalut rindu. Sebulan tak bertemu mereka dan mendapati banyak kabar lewat media sosial membuat mellow sekonyong-konyong. Ahh… bagaimana nanti jika “perpisahan” menemui waktunya ?? Yang satu demi satu akan kembali ke tanahnya masing-masing. Ya, itu juga yang menjadi alasanku untuk sengaja tak menemui dan jarang berkomunikasi dengan mereka, belajar untuk ditinggalkan. (aahh nggak enak banget bahasanya…) Saat ini memang semua di jogja, tapi suatu saat mereka akan pergi meninggalkan jogja, aku ? Ya, akulah yang mungkin entah sampai kapan akan tetap di sini dan selalu menjadi orang yang ditinggalkan. (bahasanya sarat ego banget ya..) Tapi bagimanapun, konsekuensi dari pertemuan adalah perpisahan toh ? Entah kapan, satu per satu dari kita juga akan merasa ditinggalkan dan meninggalkan. J Satu per satu akan kembali pada Yang Maha Memiliki. Seperti seorang mujahidah dari MIPA itu, walau aku tak mengenal tapi aku begitu merasakan banyak orang yang mencintainya karna dakwah, karna Allah. Ahh… super sekali mbak Anissah Dini. Membuat aku harus selalu mengingat akan KEPASTIAN itu dan mempersiapkan dengan baik.

Well, aku rindu kalian. Tapi gengsi mengalahkan. Maaf jika jarang menanya kabar tentang kalian atau mengSMS, WA, bahkan bertemu, tapi aku tahu segala hal tentang kalian. (Jangan salah, aku punya radar neptunus untuk selalu mengirim signal update diri kalian :p ) Aku hanya tengah berada di suasana berbeda di tempat yang berbeda, dengan rindu yang bertandang di sana, di wajah kalian. Semoga kalian tetap mendoakan aku, aku mendoakan kalian. Semoga meski rupa tak bersapa tapi hati tetap satu asa, cinta pada-Nya.

Well,
Jems… sabar ya nduk meski jatah wisuda musti mundur, tapi perjuangan kemarin itu kece sekali nyelesein skripsinya J

Ayu… duh, ibu asdos sibuk tenan. Jadi makin sibuk nih karna mengampu anak-anak di asrama :p. Sik penting tetep dalam kebaikan ya yuu…

Mbak Dee… ahh aku berharap kau baik-baik saja di sana dengan kondisi bencana yang tengah menimpa Sinabung. :-/

Nia… hmm.. parah lah kau ni… nggak pernah ngeWA aku, ngajak ketemu atau sekedar makan siang bareng. Ga kangen ??

Izzah… ibu birokrat sibuk beut dah. Nggak peka juga nih kalo gue nungguin WA nya tiap malem. Gue kan nggak enak mau ngeWA lo dulu bey, takut lo ternyata capek banget abis kerja jadi birokrat.

Bella… kangen sedikit terobati lah dengan kedatangan sejenak kemari bulan lalu. Banjir udah surut kan bel ? J

Mbak Yess… sedih adalah ketika mbak yess nggak peka aku kasih kode-kode buat ngobrol sebentar di WA. Aku sengaja kirim tausyah2 via WA tapi kadang dicuekin, atau cuma dibales emot doank L.

Mbak Alin… ustadzaahh… dari kemarin aku mau main ke rumah situ sibuk teyuuuss ssiihh jadi bu guluuuu… mau maiiiinnn T_T

Intan, Ingar Een… oooiiii yang lagi nyiapin diri mau sekolah lagii (intan ingar), dan yang lagi kejar setoran skripsiii (een) :D miss youuuuuuu !! aku yakin kalian juga kangen aku kan kan kan ?? satu buktinya een sms “Nisa kmrn diujung rasa kantukku, aku menulis hal2 yg harus aku lakukan hari ini. Entahlah… di urutan no.5 aku tulis “sms nisa”, jd skrg aku sms kamu hehe.” Oh jadi aku urutan no.5 een ??? oke fine! (hahahaha..)

Deyni… bu dokteerrr aku belom jadi jadi nih konsultasi gigi ke kamuuhh. Sebenernya alasan utama bukan karena gigi siihh… itu cuma alibi aja karna aku pengin ketemuuuuuu :p.

Nuri… nuy aku ngerasa beda deh ama yey. Sekarang knapa jadi somsek gitu ? biasanya kan kamu dikit-dikit “bun… bun… bun…” tapi tiap aku WA balesan yey singkat-singkat amat. Sedih tauu … aku kan pengin ada hiburan dari yey. Maap yak kalo aku ada salah. L

J J J mari kembali belajar 3 perkara hati, Sabar, Ikhlas, dan Syukur.
*again, Facebook Account is Deactive. J*