Kamis, 26 September 2013

Tentang Hikmah

Aku mengais-ngais hikmah yang masih tercecer dengan menuliskannya, karena ia adalah cara ampuh untuk selalu mengingatkan dan membagikan kepada mereka yang lain. Pun mewariskan kepada anak dan cucu bahwa “ini perjalananku, semoga kamu dapat belajar dari sini.”

Seperti para ulama, yang mewariskan sejarah, nasehat dan pelajaran bagi orang2 mukmin dengan menuliskannya. Itu adalah jihadnya.

#ManusiaYangMasihTerusBelajar

Jumat, 20 September 2013

Universitas Kehidupan #5 : Simpel, Jangan Bikin Rumit !

Kadang kesabaran orang lain atas kita dan atau yang terlihat oleh kita dari mereka justru menguatkan kesabaran untuk diri kita sendiri.

“yo sing sabar nduk, berdoa, wis maem durung ?” (sms dari ibu)

Beginilah seorang ibu menenangkan hati anaknya, simple tapi menguatkan. Sebenarnya aku cukup merasa dan sadar, dihatinya pun diliputi kegelisahan seperti anaknya ketika memberi kabar padanya. Namun itu lah sosok perannya, berusaha sabar agar anaknya juga merasakan kesabaran itu. Bahkan ia sempat menyelip perhatian yang kadang kita abaikan. Astaghfirullah.

Hmm… hidup di dunia itu sama halnya kita belajar di Universitas Kehidupan. Berbagai amalan yang kita perbuat pasti pasang surut seperti air di laut kita temui, naik gunung turun lembah juga kita lalui, jalan berbatu dan terhalang debu juga kita jalani. Macam-macam kondisi dan situasi semua orang akan merasakan, yang berbeda bagaimana kemudian ia menyikapinya. Kadang masalah yang tiba-tiba menghadang kita, kita anggap itu adalah masalah besar yang akan rumit untuk diselesaikan. Tapi kita sering terjebak, karena sebagian besar itu emosi tanpa pemikiran panjang dan kompromi. Terlalu gegabah sehingga membiarkan hati teracuni oleh berbagai prasangka yang kita buat-buat sendiri. Astaghfirullah.

Itulah, kadang kita hanya cukup terdiam atau mungkin mencari lahan untuk sekedar mengobrol dengan sahabat, lalu semua terasa ringan. Mengapa ? Bisa jadi dari sana kita menemui kekuatan. Dari obrolan ini dan itu, canda haha hihi, mendengar ceritanya, di sana terselip pelajaran dan nasehat yang menyadarkan kita bahwa “Helooo… ternyata masalah gue nggak serumit gitu amat kali!”, “Ohh… masalah gue sebenernya simpel, gue aja yang ribet.”. Atau memilih diam, merenung, mencoba berpikir dan kompromi dengan akal pikiran dan hati. Ya, mencoba rileks dan mengais-ngais hikmah yang masih bertebaran di muka bumi, termasuk apa yang terjadi di diri lo sendiri ! hohoho.

“Oh, mungkin ikhtiar gue emang masih belum maksimal.”

“Bisa jadi emang gue belum ikhlas kemarin-kemarin itu !”

“Ohh… Allah mungkin masih pengin liat keseriusan gue, makanya gue masih diuji kesabarannya.”

“Apa niat gue masih belum lurus ya kemarin ?”

“Astaghfirullah… gue masih belum banyak HUSNUDZON sama Allah.”

Cek lagi, cek lagi, cek lagi, EVALUASI!! Eiittss… tapi bukan common sense doank ngeceknya. Evaluasi diri itu yang kita lihat amalan-amalan sebelumnya. Ya seperti yang diatas ini, landasannya ikhtiarnya, ikhlasanya, dan niatnya. CEK LAGI ! Mau nangis karena “Astaghfirullah… kemarin gue emang ….. (isilah titik-titik disamping ini sendiri),” monggooooooo ! Air mata itu kelembutan hati kok, J

“Surga itu dikepung dengan perkara yang tidak menyenangkan.”
Dan orang-orang yang bersabar lagi penuh keikhlasan menempuh ketidak-menyenangkan itu yang kelak mendapatkannya.
*CMIIW*
~sms ibu cukup membuat terpantik untuk kembali evaluasi diri.

~ini juga hasil evaluasi, masih belajar juga, dan mengajak untuk #YukBelajarBarengbareng.


Selasa, 10 September 2013

Menjaga FitrahNYA ^^

Untuk memperlihatkan ketangguhan seorang perempuan itu tidak harus berjalan “kelaki-lakian” atau bangga ketika ada yang bilang tomboy, kecowok-cowokan, lalala yeyeye. Tapi dengan menjadi diri yang teguh pada prinsip, jasmani dan rohani kuat atas segala pahit manisnya menjalani hidup, menjadi pribadi yang selalu mengamalkan syukur, ikhlas, dan sabar, emnjadi diri yang bisa diandalkan karna kecerdasannya, itu adalah bentuk ketangguhan seorang perempuan.


Pun untuk memperlihatkan keanggunan seorang perempuan itu tidak harus berjalan melenggak-lenggok, ketika berbicara mendayu-dayu, bersolek berlebihan, lalala yeyeye. Tapi menunjukkan kelembutan dan kasih sayang pada sesame, menjaga sikap dan tutur kata, menjadi pribadi yang selalu syukur, ikhlas, dan sabar serta teguh pada prinsip adalah bentuk keanggunan seorang perempuan. J

Bersinarlah dengan fitrahmu …

Kamis, 05 September 2013

~Rantai Pengikat~


Ini tentang sebuah untaian rantai yang terikat. Tentang perjalanan persahabatan yang terikat karna kecintaan padaNYA. Dan di suatu masa rantai itu akan semakin terikat karna berbagai rasa yang membuatnya tersimpul erat.

Pernah kah kalian merasa kehilangan mereka ?
Pernah kah kalian merasa bahwa diri tak berarti bagi mereka ?
Wajar lah, itu sisi luapan rasa sayangmu padanya.

Ada masa dimana semua tertawa bahagia,
Bercengkerama tentang asa,
Berbagi tentang rasa,
Hingga menumpahkan tangis bersama.

Ada masa dimana amarah membuncah,
Bergelut dengan kesabaran dan emosi,
Menggelayut di antara rasa sayang dan benci.
Itu lah masa dimana persahabatan tengah menempuh perjalanannya.

Namun sadarkah, ketika tawa bahagia bersama adalah momen kita merajut kisah.
Dan ketika duka dan amarah hadir menghampiri, adalah momen kita menambal lubang yang mungkin belum terlengkapi.

Pernah suatu ketika merasa kecewa, karna hal yang tak kuasa kita terima, namun itu adalah perjalanan memahami.
Pernah suatu ketika diri menghilang meninggalkan mereka tanpa sebuah alasan, namun itu adalah perjalanan belajar menghadirkan penjelasan.
Karna di suatu masa kelak penjelasan itu terangkai memberikan alasan tentang hakikat memahami.
Memahami bahwa semua tak selalu sama seperti yang kita bayangkan dalam sebuah persahabatan.
Memahami bahwa ada kalanya perbedaan menampakkan dirinya untuk menguji seberapa hebatkah pengertian kita terhadapnya, seberapa kuatkah rantai itu terikat.

Pernahkah sejenak kalian meninggalkan mereka ?
Bahkan dalam diam menghilang ?
Itu lah masa dimana diri mencoba memahami mereka dan juga memahami diri sendiri.
Memahami akan sebuah penerimaan yang lapang atas semua bentuk perbedaan.

Namun diam bukan berarti tak peduli.
Bahkan bisa jadi itu adalah bentuk kepedulian,
Peduli untuk memberikan waktu saling memahami dan mengerti,
Peduli untuk memberikan ruang saling menerima,
Peduli untuk memberi rasa saling terikat satu sama lainnya.

Diam bukan berarti tak peduli.
Dalam diam bisa jadi kita mengendap-endap memperhatikannya,
Dalam diam bisa jadi kita meraba mencari kabar tentangnya,
Dalam diam bisa jadi kita menghimpit berbagai prasangka,
Dalam diam bisa jadi kita merajut rasa untuk kita satukan di suatu masa.

Kemudian ketika masa itu tiba,
Kita bertemu dalam haru, memeluk dalam bahagia
Akan perjalanan persahabatan yang menampakkan kekuatan ikatannya.
Akan sebuah pemahaman yang telah kita rajut dalam sebuah rantai.
Rantai pengikat yang akan semakin mempererat rangkaian kisah tawa dan amarah atas nama cinta, cinta kepadaNYA.

Bahwa ini adalah sebuah kewajaran, yang membentuk kedewasaan kita atas penerimaan yang lapang. J

Sebuah syukur teramat sangat untuk kehadiran kalian atas pembelajaranku tentang hakikat memahami~


Persahabatan atas nama persaudaraan,

Senin, 02 September 2013

Dream it, Share it, Do it, Grow it !


Bismillah.
Hmmm… semalam aku bermimpi kembali membersamai mereka, ya, saudara-saudara Laskar Syurga. Membersamai untuk kembali bersama membangun mimpi menjadi seorang trainer handal. Well, akhir-akhir ini memang pikiranku terbayang-bayang oleh impian itu. Aku juga membayangkan markas besar yang senantiasa menjadi tempat belajar untuk mewujudkan impian itu. Mungkin mimpi semalam merupakan teguran dari Allah agar aku benar-benar menyelesaikan tulisan satu ini yang memang sudah kurencanakan sejak lusa lalu.

Oke, at this time aku ingin berbagi tentang sebuah impian, sebuah mimpi yang harus diperjuangkan untuk diwujudkan. Ngomong-ngomong tentang sebuah mimpi, aku yakin kita semua memiliki deretan mimpi bukan ? Yang membedakan hanyalah apakah kita menjadikannya sebagai utopis belaka atau memang kita perjuangkan benar-benar untuk meraihnya (?) Jika di tulisan sebelumnya aku telah menulis tentang “Visioner SMART” dimana didalamnya terdapat rumus-rumus dalam meraih mimpi, kali ini aku akan membahas seperti apa karakteristik pemimpi yang memiliki motivasi tinggi. J

Yup, jika aku memiliki mimpi untuk menjadi seorang trainer handal, mungkin kedengarannya biasa-biasa saja. Hahahaha, apa itu trainer ? (silahkan kepo di tulisan-tulisan saya sebelumnya ya :-p ). Tetapi yang aku tahu, menjadi seorang trainer itu tidak mudah, karena sebelum kau memutuskan menjadi seorang trainer maka saat itu pula kau harus berjuang keras “menyelesaikan dirimu sendiri”. Dan apakah aku sudah selesai dengan diriku sendiri ?? PR Besar ! Tapi jelas pasti kita memiliki banyak kesempatan untuk berproses dalam hal itu. Maka dari itu kita perlu memiliki karakteristik-karakteristik pemimpi bermotivasi tinggi ini untuk menjadi pacuan yang siap menampar kita ketika lengah mengejar mimpi-mimpi yang telah kita niatkan.

Selama satu tahun kemarin memang aku merasa telah melupakan mimpi itu karena memfokuskan diri menyelesaikan amanah-amanah kampus yang menjadi tanggungjawabku. Syukurnya, sejak kemarin aku terbayang-bayang oleh mimpiku yang satu itu, aku mendapatkan teguran dalam sebuah forum lingkaran cinta yang membahas tentang karakteristik pemimpi bermotivasi tinggi. Pucuk dicinta ulam pun tiba, ternyata haha. Woolaaaa, gayung bersambut. So, I will share it for you J .

Karakteristik Pemimpi Bermotivasi Tinggi (diambil dari buku Sebulan Hafal Al Quran karya Amjad Qasim).
Seorang Pemimpi yang memiliki motivasi tinggi mustinya memiliki karakteristik ini J,

1.   Tidak akan mengendurkan tali-temali tekadnya untuk meraih mimpi tersebut. Ini jelas bermula dari niat yang sejak awal tertanam dalam hati dan pikiran kita kemudian kita usahakan dengan penuh upaya mencapainya. “Faidza ‘azzamta fatawakkal ‘alallah”, bila kamu telah berazzam (membulatkan tekad), maka bertawakkallah kepada Allah. Ada rumusan bahwa upaya niat, usaha dan menyertakan Allah di dalamnya adalah sebuah kunci kesuksesan meraihnya.

2.   Tidak ridho dengan sesuatu yang remeh. Maksudnya, ia tidak akan menganggap mimpi-mimpinya adalah suatu yang remeh karena target yang ia pasang tidak semata target dunia tetapi SYURGA. Sehingga ia akan melakukan upaya-upaya yang maksimal, serius dan fokus ketika ingin meraih mimpi tersebut.

3.   Rela mengorbankan harta dan jiwanya. Wow, ngeri kah bacanya? Tapi itu bentuk komitmen kita, mimpi ini bukan lagi hanya berurusan dengan manusia dan dunia tetapi urusannya dengan Allah men ! Ridho Allah, lha iya kan ? karena target yang dipasang itu syurga kok.

4.   Memiliki kepercayaan diri, kekuatan dan tekad. Percaya diri dengan mimpi meskipun ada pula orang-orang yang mengolok-olok namun kita sudah memiliki kekuatan untuk mempertahankan diri agar tak terpengaruh dengan olokan tersebut. Karena kita sudah paham bahwa tekad kita kuat dan niat kita untuk kebaikan, masa bodoh orang mau mengolok apa. Setuju angkat sepatu ! hehehe

5.   Ia juga akan menyesali waktu yang tidak ia gunakan untuk berdzikir kepada Allah. Bahwa setiap apa yang kita usahakan dan lakukan untuk mimpi tersebut kemudian tidak melupakan keutamaan kita untuk senantiasa mengingatnya. Dengan cara apa ? ya, menyertakan Allah dalam setiap langkah kita dalam mimpi tersebut adalah bentuk berdzikir kepadaNYA. Bagaimanapun, Allah lah yang akan menentukan garis kepastian atas usaha-usaha yang kita lakukan. Sertakan Allah ! J

6.   Memiliki prinsip dan pikiran untuk berbuat kebaikan di dunia. Ini sudah jelas menjadi tugas seluruh umat manusia bukan ? “kuntum khairu ummatin ukhrijat linnaas ta’muruuna bil ma’ruf wa tanhauna anil munkar…”, kamu adalah ummat terbaik yang dilahirkan untuk ummat  manusia, yang menyuruh untuk berbuat ma’ruf dan mencegah kemunkaran... (QS. Ali Imran : 110).

7.   Tidak tertarik dengan sesuatu yang fana karena yang ia harapkan syurga yang nyata. Bahwa tidak hanya kenikmatan dunia yang fana yang akan berakhir di hari kiamat nanti, namun semata mengharapkan kenikmatan syurga kenikmatan akhirat yang kekal.

8.   Bermartabat, tidak sombong, tidak ujub atas mimpi-mimpinya, dan mampu memahami posisi dirinya sebagai pagar yang kokoh dan kuat. Bermartabat atas mimpinya bukan kemudian ia tinggi hati dan merasa “besar” dengan mimpinya, namun justru ia harus merendahkan hatinya. Memahami posisinya sebagai manusia yang tengah berusaha dan bertawakkal kepada Allah atas mimpi yang ia harapkan.

9.   Mandiri. Tidak mengandalkan nasab sebagai modal utama dalam berusaha meraih mimpinya. Kekayaan orangtua misalkan. Menjadi diri yang mandiri adalah bentuk keseriusan agar tidak mengandalkan kenikmatan dari orang lain untuk meraih mimpinya. Menjadi diri yang mandiri akan menambah poin plus bagi upaya kita sehingga ketika memetik hasilnya kita akan merasakan kenikmatan tersendiri.

Well, apakah karakteristik di atas terdapat dalam dirimu ? Oh, aku juga tengah menilai diriku sendiri. Ckckckckkc. Jika tidak ada minimal 5 poin karakteristik tersebut dalam dirimu, maka segera koreksi diri dan bersiap siagalah untuk merancang strategi-strategi jitu untuk meraihnya.

Oh, aku hampir lupa ingin menyampaikan bahwa ada rumusan lain yang juga akan membantu kita dalam meraih mimpi-mimpi kita. “Dream it, Share it, Do it, and Grow it”.

Dream it : semua berawal dari mimpi, berawal dari keinginan. Tanpa bermimpi terlebih dahulu maka kita tidak akan tahu apa harapan-harapan atas masa depan kita. Tanpa bermimpi terlebih dahul, kita tidak akan mampu merancang upaya-upaya untuk memperjuangkannya. So, BERMIMPILAH ! selagi bermimpi tidak terlarang J.

Share it : carilah orang-orang yang bisa kita ajak berbagi mimpi kita. Menceritakannya, berbagi mimpi dan strategi dalam meraihnya bersama orang-orang yang kita tahu bahwa ia juga bisa kita jadikan mentor serta motivator bagi kita. Waallahu’alam, siapa tahu di masa depan mereka justru menjadi pembuka pintu-pintu kebaikan atas mimpi-mimpi kita ? Bahkan menutup keburukan-keburukan yang bisa menghalangi langkah kita. So, BERBAGILAH ! selagi berbagi juga memiliki upaya untuk saling memberi J.

Do it : jangan menjadi seseorang yang demennya membuat wacana semata hanya wacana. Mimpi tanpa Aksi samadengan Basi. Lakukan sesuatu. Rangkai mimpi-mimpi dan rancang strategi lalu beraksilah. Banyak kesempatan dan waktu untuk meraihnya bukan ? Waktu terus berjalan dan ruang semakin tak terbatas. So, segera bertindak karena Allah juga akan menilai usaha-usaha kita itu untuk memastikan apakah kita layak mendapatkan mimpi itu atau tidak. So, BERAKSILAH ! selagi aksi menjadi aksi konkrit tanpa utopis J.

Grow it : dan ketika mimpi telah tergenggam, maka kembangkanlah. Memacu diri untuk senantiasa mengembangkan potensi diri semakin menjadikan kita handal dan mampu menguasai mimpi-mimpi kita. Ketika telah menguasai mimpi kita maka kita akan dengan mudah merencanakannya untuk melakukan kebaikan-kebaikan yang lebih. So, BERKEMBANGLAH ! selagi berkembang menjadi sarana pembelajaran kita J.

Yup, sudahkah terbayang bagaimana kita memperlakukan mimpi-mimpi dan diri kita ? Oh, aku pun tengah belajar. Aku memang belum ahli dalam hal ini, namun selagi dengan berbagi seperti ini menjadi sarana untuk mengajak bersama-sama belajar, kenapa tidak ? selagi dengan berbagi seperti ini menjadi sarana untuk saling mendoakan agar mampu meraih mimpi masing-masing kita, kenapa tidak ? So, I will share it for you. Mari kita sama-sama meniatkan dalam diri, berusaha, belajar dan berdoa agar mimpi-mimpi yang kita rancang dapat kita raih, selagi kesempatan masih terbuka lebar. Waallahu’alam bishowab.

Tetap Semangat Hingga Akhirat
Keep Istiqomah Go To Jannah !

Keep Shining and Keep Charming guys!