Senin, 15 April 2013

Universitas Kehidupan #2 : Lilin-Lilin Inspirasi





            Cahaya nya laksana surya
Menjadi penerang seisi dunia
            Penggerak langkah manusia
            Dengan segenggam cinta dan cita
            Untuk agama dan bangsa yang mulia
           
            Sehari yang lalu genap “dua puluh dua tahun” usia ku. Momen yang kan terulang setiap tahun di tanggal 14 bulan ke empat. Allah telah menyiapkan segalanya. Ya, telah ia siapkan untukku menyelami usia yang semakin bertambah dan jatah hidup yang semakin berkurang ini. Seperti biasa, di setiap momen ini ibu selalu mendatangi kamarku lebih dulu sebelum aku terbangun, mengecup keningku, dan berbaring di sebelahku dan memelukku sembari berkata, “selamat ulang tahun nduk, jadi anak sholihah dan… bla bla bla.” Sayup-sayup aku mendengarnya karna masih dalam keadaan antara sadar dan tidak sadar.

            Dalam sandaran pelukan ibu, sayup juga terdengar toak (speaker) masjid bersuara dari kejauhan. “Innalillahi… wainnailaihi roji’un….” Sekejap mataku terbelalak dan menyimak seksama pengumuman masjid itu. Singkat cerita, pagi sekitar jam 10 aku bersama ibu pergi takziah ke kediaman yang tengah berduka. Allah memang sayang aku #mataberkaca. Bagaimana tidak ?? Di momen mengulang tanggal lahirku ini Allah mempersiapkan sesuatu, peringatan. Ya, sebuah peringatan sekaligus kabar gembira. Sebuah peringatan bahwa artinya usia seseorang itu tiada yang tau, bisa jadi kapan saja Allah mengambil kita. Kapan saja. Saat ini memang aku tengah bertambah usia, tapi jelas jatah hidup di dunia ini untukku pasti berkurang. Lalu, hal apa saja yang telah kamu perbuat di dunia ????? Sudah siap jika suatu saat tiba-tiba malaikat izrail datang menjemput ?? #jleb. Aku tengah berdialog sendiri dengan jiwaku.

            Dan sebuah kabar gembira, Allah masih memberi kesempatan untuk menghirup dan menghela nafas dengan nikmat. Sungguh kenikmatan yang tiada terkira. Allah masih memberikan waktu untuk memperbaiki diri, dan memberi kesempatan untuk bisa saling berbagi. Berbagi kebaikan di tengah gejolak dunia yang semakin tak bermoral. Lalu, bagaimana kamu bisa memanfaatkan sisa-sisa waktu dan kesempatan itu ??? #jleblagi. Sementara kadang masih sangat egois. “Allah…….” Seruku lirih dengan segudang evaluasi diri.

            “Bekerja untuk umat, Bekerja untuk Allah.” ß banyak cara yang bisa kita lakukan untuk hal itu. Hal sekecil apapun tetapi ketika ia memiliki nilai dan pengaruh yang besar, maka tetap saja ia hal yang bermanfaat. Tidak harus langsung berbuat hal besar jika manfaatnya tak terasa, namun ketika hal-hal kecil yang bernilai manfaat jika kita lakukan secara disiplin dan dibiasakan dalam kehidupan sehari-hari, maka kelak ia akan bernilai besar dan kita pula yang akan menikmatinya. Menjadi lilin-lilin kecil (ditemani lagu Lilin-Lilin Kecil by Chrisye), lilin-lilin yang menginspirasi.

            Dan kau lilin-lilin kecil… sanggupkah kau mengganti
            Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya…
            Dan kau lilin-lilin kecil… sanggupkah kau berpijar
            Sanggupkah kau menyengat seisi dunia…
           
            Dan aku tersentil menikmati makna setiap liriknya J . Sanggupkah kau memberi seberkas cahaya ? sanggupkah kau berpijar dan memberi semangat untuk seisi dunia ? Sanggupkah aku ?? “Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan mereka sendiri.” QS. Ar Ra-d ayat 11. Semua berawal dari niat diselipkan usaha dan diiringi doa. Optimisme diri menjadi modal utama ketika serangkaian usaha telah direncanakan. Memandang realitas dengan berjuta hambatan pun sirna ketika yakin Allah akan memberi jalan, Allah bersama kita. Kuat bersama Allah (quote yang selalu digaungkan saudari diujung sana J ).

            Beberapa jam yang lalu aku mendengarkan pidato Anies Baswedan melalui layar televisi. Sungguh keberuntungan yang direncanakanNya, dengan sigap semangat aku mendengarnya seksama. Selalu antusias ketika tokoh pendidikan ini berbicara tentang pendidikan dan pengabdian. Ya, dia kelak yang akan menjadi narasumber untuk calon mahakarya akademis ku. Banyak hal yang beliau sampaikan tentang problematika pendidikan bahkan optimism pendidikan. Dari banyak hal itu kemudian dapat ku ambil berbagai makna.

            Kita hidup di dunia sesungguhnya untuk kebutuhan siapa ? Walau kita bekerja dan mengabdi ke sana kemari, toh pada akhirnya kita juga yang merasakan butuh dan merasakan hasilnya. Ada hubungan kausalitas di sana. Ada hubungan timbal balik, yang terkadang tanpa disengaja kita rasakan manfaatnya. Kita di didik sedari kecil untuk memahami berbagai hal. Di sekolahkan oleh orangtua, agar otak kita tergerak untuk berpikir cerdas secara simultan. Namun, dibalik ketika kita sedang terdidik, siapakah yang berperan besar dalam pendidikan itu ? Guru. Dan masalah guru inilah yang tengah menjadi problematika yang harus dibereskan segera di Indonesia. Guru adalah komponen utama dalam pendidikan. Eksistensi dan kualitasnya dipertanggungjawabkan. Mungkin guru hanya jabatan kecil dibanding pejabat dan konglomerat. Tetapi guru adalah salah satu contoh lilin-lilin kecil yang menginspirasi. Dan setiap manusia adalah guru, sadar atau tidak sadar.

            Mengapa kita disebut guru ? Walaupun secara resmi dalam dokumen PNS tidak ada nama kita disana.

Kita adalah “role model” masyarakat di sekitar kita, di lingkungan dimana kita berada. Selama 24 jam kita menjadi contoh bagi orang-orang di sekitar kita, sadar atau tidak sadar. Keterlibatan kita di masyarakat merupakan fasilitas mengajar tanpa biaya. Terjun langsung di tengah aktivitas keseharian bukan hanya sarana mengembangkan potensi dalam diri kita. Egois jika ternyata hanya berpikir sedangkal itu. Ini juga berkaitan dengan bagaimana kemudian kita mampu memberikan contoh yang baik, saling berbagi kebaikan dan manfaat kepada yang lain. Masa depan juga bergantung pada sikap dan tingkah kita sehari-hari. Apa yang kita lakukan apa yang kita kerjakan adalah yang akan dicontoh masyarakat, anak cucu, generasi penerus perjuangan Rasulullah. Mampukah kita memberi inspirasi bagi mereka ?

Maka dari itulah kenapa kemudian aku sebut bahwa kita lah Lilin-Lilin Inspirasi itu. Karena kita adalah Guru, Guru bagi mereka, Guru bagi diri kita. Teringat cerita yang dikisahkan oleh salah satu Pengajar Muda yang ditugaskan menjadi pendidik disalah satu pelosok negeri. Dengan segala keterbatasan dan realita yang dihadapkan, ia mampu bertahan untuk senantiasa mengajar anak-anak sekolah di Sekolah Dasar. Optimisme dan Keberanian yang akhirnya mampu menebas segala kesulitan yang dihadapkan dilapangan. Mungkin sejenak kadang berpikir, jika tidak bertahan dengan segala keterbatasan ini, apakah diri hanya akan menjadi beban masyarakat ? Atau memutuskan bangkit dan menjadi pelita di tengah kegelapan masyarakat akan keterbatasan ? Bersyukurlah heiii… kalian yang hidupnya enak-enak dan segala ada di depan mata ! Mereka adalah satu contoh lilin-lilin inspirasi bagi masyarakat sekitar yang kemudian mampu menerangi daerah mereka dengan mimpi dan harapan. Mereka hanya melakukan hal yang secara kasat mata adalah hal kecil, namun dibalik hal kecil itu tersimpan berjuta inspirasi dan semangat yang teralirkan dalam urat nadi. Jauh-jauh datang dari kota hanya untuk mengajar di daerah pelosok, untuk apa kalau bukan karna mengabdi dan berbagi kebaikan? Jika masyarakat tidak tergerak oleh semangat mengabdi mereka, lalu apa kesan yang bisa mereka rasakan terhadapnya? Itu satu contoh.

Kita hidup di dunia adalah untuk mengabdi. Mengabdi Lillah, Fillah, Billah dimanapun dan apapun bentuk pengabdiannya. Maka, hanya orang-orang yang merugi yang hanya mampu berdiam diri sementara manusia yang lain tengah sibuk berbagi kepada insan duniawi untuk keberkahan surgawi. Toh, pada dasarnya kita juga yang membutuhkan kesibukan itu. Kesibukan berbagi dan bermanfaat bagi yang lain. Untuk apa ? Untuk Ridha Allah Ta’ala. Menjadi “role model” manusia yang lain dengan sikap dan sifat yang mulia, adalah optimisme bagi sebuah kehidupan yang mulia pula. Menjadi lilin-lilin kecil yang menginspirasi adalah langkah untuk berbagi kebaikan di bumi, memberi pencerahan dan motivasi untuk perbaikan insani. Ia diam dalam keheningan, namun cahayanya mampu memberikan sinar terang dan kehangatan di tengah sepinya dunia yang penuh fiksi. Maka berikanlah cahaya kemanfaatan bagi yang lain,walau hanya setitik tinta namun berwarna-warni penuh inspirasi. Menebar kebaikan selagi masih diberi waktu dan kesempatan. Memperbaiki diri selagi masih memiliki sarana untuk berbagi.

Jangan egois, pikirkan lah sekitarmu. Bahwa  kebaikan-kebaikan tersebar disana untuk kau rangkul dan kau bagi dengan akhlak yang membungkus diri J. #NoteToMySelf

~Inspirasi adalah kekuatan motivasi yang memiliki pengaruh dan nilai besar dalam hidup. Jadilah Lilin-Lilin yang menginspirasidan memberi cahaya J.~

~Dan kuucapkan terimakasih atas doa-doa kalian yang sempat mendoakanku ditengah sujud kalian, mendoakan usiaku yang kemarin bertambah. Dering SMS yang tak henti dari pukul 01.00 dini hari kemarin hingga siang tadi. Juga di jendela maya yang mungkin masih ada yang belum sempat ku balas, terimakasih :’). Semoga doa-doa itu juga berlaku untuk kalian, berbalik untuk kalian. Ini ku dedikasikan untuk kalian Sang Lilin-Lilin Inspirasi yang kelak siap berkontribusi untuk negeri yang lebih mulia.~


Dan biarlah kita berlelah-lelah di dunia, karena syurga adalah sebaik-baik tempat beristirahat dan kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar