Rabu, 30 April 2014

BUNGKUS dan ISI


Hidup akan sangat melelahkan, sia-sia & menjemukan bila pikiran hanya digunakan untuk mencari & mengurus BUNGKUS-nya saja serta
mengabaikan & mengacuhkan ISI-nya.

Apa itu "BUNGKUS"-nya dan apa itu "ISI"-nya?.
"Rumah yang indah" hanya bungkusnya..
"Keluarga bahagia" itu isinya...

"Pesta pernikahan" hanya bungkusnya..
"Sakinah, mawadah, warahmah" itu isinya...

"Ranjang mewah" hanya bungkusnya..
"Tidur nyenyak" itu isinya...

"Kekayaan" itu hanya bungkusnya..
"Hati yang bahagia" itu isinya...

"Makan enak" hanya bungkusnya..
"Gizi, energi, dan sehat" itu isinya...

"Kecantikan dan Ketampanan" hanya bungkusnya..
"Kepribadian dan hati" itu isinya...

"Bicara" itu hanya bungkusnya..
"Amal nyata" itu isinya...

"Buku" hanya bungkusnya..
"Pengetahuan" itu isinya...

"Jabatan" hanya bungkusnya..
"Pengabdian dan pelayanan" itu isinya..

"Kharisma" hanya bungkusnya..
"Ahlaqul karimah" itu isinya...

"Hidup di dunia" itu bungkusnya..
"Hidup sesudah mati" itu isinya...

Utamakanlah ISI-nya..
Namun rawatlah BUNGKUS-nya...

Jangan memandang rendah & hina setiap BUNGKUS yang kita terima, karena berkah tak selalu datang dari BUNGKUS kain sutera melainkan juga datang dari BUNGKUS koran bekas..

Janganlah setengah mati mengejar apa yang tak bisa kita bawa mati..
[Ust. DR. Amir Faishol Fath, MA.]

SELAMAT MEMASUKI TGL 01 RAJAB
اللهم بارك لنا في رجب وشعبان وبلغنا رمضان. ... آمين
Ya Allah berkahilah kami di bulan rajab dan sya'ban serta sampaikanlah kami kpd bulan ramadhan

I Do ...


Alhamdulillah Wa Syukrulillah … Rabb, selanjutnya adalah bagaimana hamba dan Engkau bekerja sama untuk menjaga tempat bersemayamnya iman ini. Rabb, selanjutnya adalah bagaimana hamba dan Engkau bekerja sama untuk menata niat hamba semata karena-Mu. Rabb, selanjutnya adalah bagaimana hamba dan Engkau bekerja sama untuk meng-ikhlaskan seluruh proses ini hingga ke ujung.

Rabb… mengapa Engkau dan aku harus bekerja sama ? Karena segala halnya ada pada-Mu, ada pada kehendak-Mu. Dan aku hanya berharap kehendak-Mu selaras dengan kehendak hambamu ini, karena kehendak hamba ini pastinya bersumber pula dari kehendak-Mu (keyakinan).

Rabb… bantu aku menjaganya hingga waktu itu benar-benar tiba. Benar-benar tiba jika memang itu kehendak-Mu. Sesungguhnya memang hati bukan milik manusia. Ia berada di antara jemari-jemari-Mu Yang Maha Memiliki Rasa Sayang. Ia dibolak-balikkan sekehendak-Mu. Maka, bantu aku menjaganya.

Rabb… hamba hanya berupaya melangkah maju bersama keyakinan hamba pada takdir-Mu. Hamba hanya berupaya menapaki setiap tapak kehidupan yang Engkau rangkai sedemikian rupa untuk hamba. Hamba hanya berupaya menjemput apa-apa yang telah Engkau gariskan pada hamba senantiasa dalam keadaan ikhlas Lillahi Ta’ala. Rabb… aku mencintai-Mu. Setiap proses yang Engkau tujukan padaku, pun pada akhirnya membuat rasaku semakin tertuju pada-Mu. Dan semoga seorang yang nantinya menemani sisa-sisa hidupku juga memiliki perasaan yang sama kepada-Mu. Rabb… semoga aku mencintai orang yang karenanya aku mencintai-Mu. Rabb… semoga orang yang mencintaiku adalah orang yang karenanya mencintai-Mu.

Rabb… jaga, jaga hatiku. Jika itu pun kehendak-Mu, maka permudahlah…
Rabb… jaga, jaga hatiku. Jika itu pun bukan kehendak-Mu, maka kuserahkan semuanya pada-Mu.




-1 Rajab 1435 H-

Senin, 28 April 2014

Bang Bing Bung... I Love You !




"Yen kuwi wis dadi dalanmu... aku rapopo..." He's said tonight via Whatsapp.
Bu… Annis wis arep tenan po…?ada gurat kata belum rela

Hati terasa "nyess" membacanya. Terasa menyejukkan lagi mengharukan. Seketika rasa ingin dipeluk dan di manja membekap hati adik item manis ndut ini (begitu ia memanggil tiap tanggal 14 April).


I Love You very much, Brother. Meski jarang mulut ini berucap kalimat itu, sudah pasti kita pun saling tahu.
Semoga segala yang terbaik selalu bersamamu, Bang!
Terima kasih untuk semua yang sudah diberikan, meski sering sama-sama saling ngeselin >_<


Minggu, 27 April 2014

Ya Allah... Aku Deg-Degan

Ya Allah… aku deg-degan. Ya Allah… aku deg-degan. Ya Allah… aku deg-degan.
Keep calm Sa… Keep calm Sa… Keep calm Sa.
Ya Allah… aku tsiqqah pada-Mu. Ya Allah…aku tsiqqah… aku menyerahkan semuanya pada-Mu.
Ini belom apa-apa, ini belom pasti, tapi… rasanya aku tersergap oleh rasa grogi.
Ya Allah… lancarkan lisanku, teguhkan hatiku, dan jaga iman ku dan jaga hatiku.
Ya Allah… aku TSIQQAH, aku serahkan semuanya pada-Mu >_< .

Aaaaaaaaaaaaaaaa…….aaaaa….aaaaaa…. Istighfar, sebut “Allah… Allah… Allah.” Tilawah!

Rabu, 23 April 2014

Sajak T.I.S (Tawakkal, Ikhlas, dan Sabar) ^^

Inikah yang dinamakan “Tawakkal” ?
Ketika yang dirasa adalah ketenangan
Tiada kekhawatiran,
Apalagi keresahan.

Inikah yang dinamakan “Ikhlas” ?
Ketika yang dirasa adalah kelapangan
Tiada tekanan,
Apalagi tuntutan.

Inikah yang dinamakan “Sabar” ?
Ketika yang dirasa seperti rutinitas biasa
Tiada gesa,
Apalagi nafsu membara.

Inikah sajak rasa ?
Yang menyerahkan segala,
Hanya pada Allah Ta’ala

Inikah sajak doa ?
Yang mengharap cinta,
Semata hanya dari-Nya.

Tawakkal, obat bagi yang kecewa agar berlapang dada
Ikhlas, obat bagi yang berharap agar meluas hatinya
Sabar, obat bagi yang tergesa agar jernih hati dan pikirannya.

Dan inikah sajak tawakkal, ikhlas dan sabar ?

Tanyakan kembali pada hati tempat berhuninya iman. J

Minggu, 20 April 2014

Nasehat Sayyidina Ali bin Abi Thalib

Sayyidina Ali bin Abi Thalib pernah bernasehat pada kita,

"Cinta tak pernah meminta untuk menanti. Ia mengambil kesempatan atau mempersilahkan. Ia adalah Keberanian atau Pengorbanan."

Dan kebanyakan mereka (wanita) adalah golongan yang kedua. Selalu menjadi golongan yang kedua, mempersilahkan setiap yang datang dan mengorbankan tunas-tunas sebelumnya dengan keikhlasan.

Mulia lah wanita yang mampu seperti itu. Semata hanya mengharap ridha Rabb Yang Maha Memiliki Cinta. Sementara nafsu mampu ia kalahkan dengan keikhlasan yang teramat.
Karena sesungguhnya hidup adalah memilih. Memilih tidaklah menafikan bahwa pada yang lain ada kebaikan. Ia suara hati, memohon petunjuk Allah, tanya ahli dan pertimbangkan seksama. (Salim A. Fillah)

Dan berbahagialah orang-orang yang seluruh waktunya dipenuhi kemampuan untuk jujur pada nurani dan tulus mendengarkan suara hati.

mungkin begitu. :)


Sabtu, 19 April 2014

Syukur, Lapangnyaaaaa ^_^v

ilustrasi : nabilahamierah.blogspot.com

Alhamdulillah… Alhamdulillah ‘ala kulli hal..

            Orang yang bersyukur, ketika bangun tidur yang ia rasakan pertama kali adalah karunia dan kenikmatan yang luar biasa dari Allah Yang Maha Pengasih.  Maka tak salah jika kenyataannya doa bangun tidur kata yang terucap pertama kali adalah “Alhamdulillah, (Segala Puji Bagi Allah).” Itulah ungkapan kenikmatan yang bisa kita rasakan setiap pagi, setiap hari, karena kita masih dihidupkan kembali setelah mati menyelami alam tidur. Meski ketika bangun pagi kita harus segera bersiap melakoni segala aktivitas padat seharian, tetapi jika syukur ini benar-benar kita nikmati maka segala yang terlihat padat pun akan terasa lapaaaanngg untuk dijalani. Bukan begitu? Lets try deh.

            Begitu pula yang aku rasakan seminggu terakhir ini. Syukur kali ini terasa berbeda, ada suasana lapang yang begitu merangkul setiap kali mata terbuka dan fikiran menguntai ke jadwal harian yang musti dilakoni. Ya, pada akhirnya kondisi kembali normal. Setelah hampir 4 bulan luntang-luntung tak jelas, hidup seperti kehilangan orientasi, segala bentuk keinginan kesana kemari, dan Allah mulai bukakan pintu untuk kembali mengasah diri dan potensi lewat berbagai aktivitas. Bukan, bukan berarti hampir 4 bulan itu tak ada aktivitas sedikitpun, hanya saja selama itu ke-selo-an lebih sering terjadi dibanding masa sebelumnya. Kondisi seperti itu memang wajar di alami mahasiswa-mahasiswa masa transisi setelah resmi menyandang status sarjana. Beruntungnya ke-selo-an itu tak terbuang sia-sia, banyak forum diskusi dan ajang silaturahim kesana kemari hanya sekedar untuk me-recharge diri. Alhamdulillah. Semoga mahasiswa masa transisi yang lain pun demikian.

            Mungkin, kondisi transisi ini banyak yang menjalaninya dengan perasaan tidak nyaman, tidak biasa, “njegleg”, bahkan parahnya galau berujung depresi karena banyak tekanan di sana sini. Dulu di kampus mungkin memang seringnya jadi “Kura-Kura” kuliah-rapat-kuliah-rapat, atau jadi “Mansyur”, Manusia Syuro, kemana-mana yang dibawa buku agenda isinya catatan semua jadwal rapat difakultas A, fakultas B, taman A, taman B, masjid A, masjid B dan sekawan-kawannya. Atau biasanya jadi EO (event organizer), ngurus acara A, B, C, D dan seterusnya, dan yang dilakoni tiap hari mondar-mandir dari satu kampus ke kampus yang lain dengan mobilitas yang sangat tinggi. Atau jadi inisiator dari gerakan perubahan (#ups nggak maksud kampanye!), kerjanya jalin relasi ke alumni A, B, C, begadang rancang konsep dan menjadi aktor utama untuk mengeksekusi rencana gerakan. Yaa… pada akhirnya aku akui bahwa berbagai hal itu memang sungguh-sungguh terjadi. (dan aku salah satu diantaranya #ppffttt). Well, semua patut disyukuri, karena hasilnya pun akan kita nikmati. Mungkin sekarang, ketika kita terjun di dunia kerja semua hal di atas benar-benar memiliki andil besar dalam proses kita mencoba untuk mengepakkan sayap kita sendiri. Alhamdulillah.

            Masa transisi pun datang ketika toga sudah bertandang di kepala. Dan akhirnya pun kita menyadari bahwa masa transisi ini adalah proses kita untuk lebih adaptif dan optimis di dunia yang jauh lebih berbeda dari masa sebelumnya. Dan kesertaan rasa syukur dalam setiap proses dari setiap masa nya adalah hal yang patut untuk benar-benar dimaknai. Syukur akan menjadikan diri kita lebih lapang untuk menerima segala perbedaan kondisi dua masa yang kita jalani dan rutinitas yang menghampiri. “Syukur”, agar kita mampu menyelami dan memaknai perasaan-perasaan syukur yang diakibatkan dari kondisi lingkungan serta aktivitas keseharian kita, maka ini lah bahasan syukur dari sisi bahasa dan istilah.

            Saya mendapat bahasan syukur dari kawan saya yang memang cukup memiliki pemahaman bahasa arab yang baik. Katanya, dari ilmu yang ia dapat, Syukur adalah mashdar dari kata kerja “syakara-yasykuru-syukran-wa syukuran-wa syukranan.” Dalam Al Qur’an kata syukur dengan berbagai bentuknya ditemukan sebanyak 64 kali, selain kata syukur ditemukan juga kata syakur. Al Ghazali mengartikan syakur sebagai sifat Allah, bahwa Dia yang memberi balasan banyak terhadap pelaku kebaikan atau ketaatan yang sedikit; Dia menganugerahkan kenikmatan yang tidak terbatas waktunya untuk amalan-amalan yang terhitung dengan hari-hari tertentu yang terbatas. Al Qur’an juga secara tegas menyatakan bahwa manfaat syukur itu kembali pada orang yang bersyukur, sedang Allah sama sekali tidak memperoleh bahkan tidak membutuhkan sedikit pun syukur makhluk-Nya. (QS. An Naml:40)

            Allah menyatakan diri-Nya sebagai Syakirun ‘Alim (QS Al Baqarah:158) dan Syakiran ‘Alima (QS. An Nisa’:147), keduanya berarti “Maha Bersyukur lagi Maha Mengetahui”. Kapasitas makna syakur seorang manusia berbeda dengan sifat yang disandang Allah tersebut. Manusia yang bersyukur kepada manusia/makhluk lain adalah dia yang memuji kebaikan serta membalasnya dengan sesuatu yang lebih baik dari apa yang disyukurinya itu. (Saba:13, Quraish Shihab). Maka, syukur dan kata-kata yang seakar dengannya di dalam Al Qur’an meliputi makna “pujian atas kebaikan”, “ucapan terimakasih” atau “menampakkan nikmat Allah ke permukaan.” Syukur itu sendiri mencakup syukur dengan hati, syukur dengan lidah, dan syukur dengan perbuatan.

            Syukur dengan hati, syukur dengan lidah dan syukur dengan perbuatan adalah cara bagaimana kita menampakkan bahwa kita telah merasakan kenikmatan dari Allah SWT. Akibat dari rasa syukur pun ikut menyertai kita ketika hati pun menyakini, lidah menyampaikan, dan perbuatan membuktikan. Jika kita berada pada masa transisi mahasiswa maka akibat nya adalah hati menjadi kian optimis, fikiran menjadi semakin positif, semakin mudah untuk menerima dan semakin ringan untuk memberi. Begitu pula dengan lidah, tak lagi kelu dan ragu menyampaikan segala hikmah dalam setiap kondisi yang dialami karena rasa syukur telah teryakini oleh hati. Laku dan tindakan pun menjadikan diri tak mudah serakah dan senantiasa peka terhadap kondisi lingkungan sekitar yang akhirnya menjadikan kita memiliki empati. Simpul dari keseluruhan tersebut pada akhirnya berujung pada sikap TOTALITAS. Di mana pun kita beraktivitas, apapun aktivitas kita, seperti apa kondisi lingkungan aktivitas kita yang berbeda kondisinya dengan masa sebelumnya dan sikap kita menanggapi semua hal itu, rasa syukur akan membuat kita menjadi nyaman (karena hati lapang) dan totalitas (karena paham syukur adalah perbuatan).

            Dan pada kenyataanya syukur itu nikmat sekali ketika kita mampu merasakannya, meski kita menghadapi segala kondisi yang jauh berbeda. Syukur, pada akhirnya mengantarkan kita pada keyakinan bahwa “Life will never be the same, a different life than the one we’ve had” (cuplikan lirik Nadiya Fatira-New World), tapi kita dengan lapangnya menerima bahkan menjalaninya penuh totalitas, meski padat, “ajeg”, dan hectic sekalipun.

            Alhamdulillah. Pada akhirnya selesai juga tulisan syukur yang berawal dari gejolak perasaan seminggu terakhir ini. Mungkin ini lah refleksi dari rutinitas yang tengah dijalani saat ini. Semoga yang sedikit dan sederhana ini mampu mengajak yang lain untuk senantiasa bersyukur dan menyelami rasa syukur itu dengan sebaik-baik pemahaman dan sikap.  Karena rasa syukur lah yang menjaga kita untuk tetap melakukan amalan-amalan baik dalam setiap kondisi apapun. Wa’allahu ‘a’lam bishowab.

Syukur adalah sikap menjaga diri untuk tetap dalam kebaikan dan menjauh dari kemaksiatan. Syukur menjadikan apapun sebagai kesempatan untuk melakukan amal yang lebih baik.~

Ustadz Syatori Abdurro’uf.



Referensi :
Majalah "Tarbawi edisi Januari 2013", halamannya lupa nggak di catet -_-" 
Kajian Jelajah Hati, Ustadz Syatori Abdurro'uf
Share ilmu dari sahabat (JZ) tentang "Makna Syukur dalam Bahasa Arab".

Selasa, 15 April 2014

Buku-Buku-Buku-Buku

Alhamdulillah.... 2 bulan ini berturut-turut buku-buku baru berdatangan :D dan yeeeaaaayyyy waiting list semakin bertambaaaaahhhh *gulingguling* >_<


Buku hadiah wisuda dari temen satu organisasi (mantan Ketua JS UGM 33H), yang kiri oke, tapi yg kanan bukan genre ane bingit inih >_< #Alhamdulillah


Kalo yang ini beli sendiri, nitip ke Ustadz Fauzil Adhim, lumayan dapet diskon 40% wkwkwkkw ! Ini karena kebutuhan, karena adab itu hal yang penting untuk mencetak pribadi muslim yang teladan #tsaaahh


Ini buku kebanyakan hasil di kasih, kecuali yang tebel-tebel >_< :D

Yang ini hadiah milad dari sodari-sodari cantik Jems, Ayu, Novi, dan Dini :) Semoga ilmu dari buku itu bisa diamalkan dengan baik. aamiin!



140414

140414, tanggal yang cantik bukan ? J Biasanya tanggal-tanggal cantik selalu dipakai orang-orang untuk mengadakan momen-momen penting. Seperti artis-artis yang suka bermunculan di tipi, mereka selalu menjadikan tanggal cantik sebagai perayaan penting dalam hidupnya, hehehe. Yaa… sebenarnya tahun lalu aku pun sama dengan mereka (cuman yang beda sayangnya aku bukan artis #ppfftt). Tanggal cantik ini --> 140414 aku rancang dan targetkan untuk suatu hal besar dalam hidupku. Tapi memang, nggak semua yang kita inginkan dan ikhtiarkan sesuai tepat dengan hasil dan ketentuan Sang Maha Mengatur Takdir. Mungkin Dia belum mengizinkan atau memang belum jatuh tempo. Tapi nggak apa-apa J masih ada waktu untuk terus berikhtiar dan nggak lelah untuk terus berbenah. Semoga target dan harapan itu hadir di waktu yang paling tepat dan terbaik sesuai kehendak-Nya.


Oke, bye 140414 J ~~