Minggu, 28 April 2013

Mengais Ilmu Yang Berserakan Di Bumi




“Barangsiapa yang berjalan di suatu jalan untuk menuntut ilmu, maka Allah akan memudahkan baginya jalan menuju syurga.”
(HR. Muslim)

            Begitulah kemuliaan bagi orang-orang yang berilmu. Yang mencari ilmu dan mendalami ilmu J. Bahwa orang-orang yang berilmu lah yang kemudian mampu menggenggam dunia, bukan kemudian dunia yang menggenggam dirinya. Ilmu yang terpuji adalah ilmu yang didasarkan pada aqidah dan akhlak kita. Imam Ghazali pernah berkata “ Ilmu-ilmu syar’i terbagi menjadi tiga yaitu yang terpuji, tercela dan yang mubah, yang terpuji adalah sesuatu yang terikat dengannya segala kemaslahatan perkara dunia, seperti kedokteran, politik, astronomi, dan lain sebagainya. Dr. Yusuf Qardhawi dalam Keutamaan Ilmu dalam Islam juga pernah menyampaikan bahwa ilmu yang termasuk dalam fardhu kifayah adalah yang dibutuhkan oleh kaum muslimin dalam dien-nya atau dunianya dengan jalan mendalami ilmu-ilmu syara atau spesialis. Jadi intinya, ilmu yang terpuji adalah ilmu yang diperuntukkan pada kemaslahatan dunia, berarti sebelum masuk ke pintu itu kita perlu ilmu juga bukan? Untuk memahami mana yang maslahat mana yang menimbulkan mudharat? J Dan ilmu tentang maslahat-mudharat sebenarnya masuk kategori bagaimana kita ber-aqidah dan ber-akhlak kemudian.

            Terus keutamaannya ilmu itu apa broh siss ? Banyak fenomena yang bisa kita lihat, anak-anak muda yang bertingkah ikut-ikutan pada suatu hal tapi nggak tau dasar dan muasal hal tersebut. Anak gaul sekarang sih bilangnya itu mainstream cuy ! ngikuuutt aja kayak ekor uler. Atau bisa juga dibilang latah terhadap apa-apa yang sedang nge-trend di sekitar kita, Hijab style misal, yang kadang kalau aku lihat “iuuh” banget deh, udah bikinnya ribet diplintir sana plintir sini, iket sana penitiin sini, tapi nggak nutup dada, Astaghfirullah. Mereka tau nggak ya kalau kaidah pakai jilbab kan harus yang nutup dada ? L

            Nah, Allah berfirman di surat Al Israa’ ayat 36, “ Dan janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya. Sesungguhnya pendengaran, penglihatan dan hati semuanya akan diminta pertanggungjawabannya.” Dari pesan Allah itu bisa kita artikan bahwa jangan kita mengikuti sesuatu tanpa didasarkan pada ilmu, dan hanya sekedar ikut-ikutan saja. So, sudah paham kan kita bahwa berilmu itu penting ? Terus dimana kita bisa dapet ilmu-ilmu seperti itu ? seperti apa ? itu lhooo yang bisa mengantarkan pada maslahat.. ! Hmm… oke lets !

            Dalam berilmu itu ada adabnya. Maka sebelum kita melangkah untuk meraih dan mengumpulkan ilmu wajib bagi kita untuk memahami seperti apa adab dalam berilmu. Ini beberapa hal yang aku tahu tentang adab berilmu.

               Apa-apa semua hal yang ingin kita kerjakan berawal dari niat kan yak ?! Niat kalau nggak lurus, kemungkinan besar dalam mencari ilmu hasilnya nggak berkah. Waallahu’alam. Yang pasti, niat perlu dibenerin dulu, niat Lillah Fillah Billah, ada tujuan, alasan dan proses. Niat Lillah, berarti tujuan yang kita bentuk adalah semata untuk Allah. Di sini ada 2 jenis niat nih, 2B Niat, Niat Baik dan Niat Besar. Niat baik artinya niat yang kita haturkan semata karena ingin mendapat ridho Allah semata, nah kalau Niat Besar disana terdapat unsur usaha atau upaya yang kita lakukan yaitu bagaimana kemudian kita bisa bekerja keras tanpa kenal lelah dalam meraih dan mengumpulkan ilmu. Niat Fillah, artinya alasan ia mencari ilmu juga karena Allah, karena tahu bahwa Allah yang bisa menolongnya ketika menemui kesulitan, harapan juga hanya pantas ditancapkan ke Allah saja bukan kepada manusia, karena jika menancapkan harapan kepada manusia yang ada hanyalah kecewa #asik. Niat Billah, bahwa dalam mencari ilmu senantiasa kita mengingatNYA. Hanya Allah yang selalu bersama kita dalam segala keadaan.

            Ini baru bab NIAT broh siss ! perjalanan masih panjang lhoh.. hehe. Dimana ada niat di sana ada usaha ya kan ?? kalo nggak ada usaha itu namanya omong doank, utopis, punya mimpi tapi cuma NATO (No Action Talk Only). Di dunia ini tempat mencari ilmu banyak, ada di sekolah atau majelis ilmu, pengajian, buku, dan lain sebagainya. Semua fasilitas itu memang menjadi komponen utama dalam berilmu tapi ia akan berbahaya dan bisa jadi menjadi sia-sia jika tidak ada guru yang bisa mengarahkan dan membimbing kita di luar kemerdekaan kita untuk berpikir dan menyampaikan isi otak kita. Guru di sini penting, so jika ada yang masih tidak menghormati guru, kelaut aja broh! Nyari ikan. Di bakar terus dimakan. #apasih.

            Ilmu itu diambil dari mulut para ulama/guru. Maka seorang penuntut ilmu, agar kokoh dalam ilmu di atas pondisi yang benar, maka hendaknya ia bermulazamah kepada guru, talaqqi (mengambil) ilmu langsung dari mereka. Sehingga pencarian ilmunya tegak di atas kaidah-kaidah yang benar. Nggak melenceng. Karena jika kita hanya membaca buku tanpa ada diskusi lebih lanjut tentang bagaimana sisi aplikatif nya dalam berilmu itu, bisa jadi ia akan banyak salahnya daripada benarnya. Di sisi lain sebenarnya aku juga ingin berbagi suatu hal dari maksud bab “guru” ini J. Bahwa kita juga memerlukan mentor dan motivator. Guru bisa menjadi tokoh inspiratif dalam proses berkelana kita mencari ilmu. Maka jangan tanggung-tanggung kalau mencari guru untuk diri kita. Carilah ia yang memiliki prestasi dan mumpuni, yang mampu menggerakkan semangat kita untuk bisa menjadi sepertinya bahkan melebihinya, yang menggetarkan darah, nadi dan hati kita untuk mengingatNYA dalam setiap yang diucapkannya, dan yang mampu memberikan inspirasi pada ilmu-ilmu yang ingin kita dapatkan. So selamat mencari guru terbaik anda !! 
             
             Lanjut ! Ketika kita telah meraih ilmu lalu apa yang selanjutnya kita lakukan? Jika kita berilmu namun tak diamalkan, berarti kita termasuk orang yang munafik. Naudzubillah... so, adab berilmu selanjutnya adalah ketika kita sudah mengetahui suatu ilmu maka hendaklah kemudian kita memahaminya, dan ketika telah memahaminya secara menyeluruh maka sungguh terpuji orang yang kemudian mengamalkannya. Ketahui, Pahami dan Amalkan. Kunci berilmu.

            Dan hei ! Perlu kalian tau juga, bahwa ilmu-ilmu itu berserakan dimana-mana guys ! Nggak hanya di sekolah, buku, dan guru. Kita melihat pohon yang berdiri tegak pun di situ terdapat ilmu, melihat lebah dan kupu-kupu yang beterbangan di atas bunga pun terdapat ilmu, melihat anak kecil yang bahagia sekali dengan mainannya pun di sana terdapat ilmu. Hei, taukah kalian bahwa ilmu itu juga ada dalam keseharian kita ? dalam setiap kegiatan yang kita lakukan dimanapun kita baerada ? Bahkan peristiwa-peristiwa kecil yang kita temui atau bahkan kita alami sendiri, disebaliknya terdapat ilmu yang bisa kita ambil. Peristiwa kecil yang menggerakkan hati dan pikiran kita bersamaan dan menggoncang diri untuk berlaku bijak terhadap kehidupan dan menghargai setiap ilmu yang berserakan kemudian kita memuliakannya. Sebelum memposting tulisan ini, aku bercerita tentang suatu ilmu yang tak sengaja kudapatkan dari secuil kegiatan kecil yang kulakukan. Dan hei ! Sungguh orang-orang yang beruntung adalah orang yang mampu berpikir dan mengambil hikmah dari setiap apa yang ia temui disekitarnya, karena di sanalah ilmu berserakan yang terkadang kita acuhkan. Hikmah, adalah poin terakhir dalam adab berilmu. Selamat mengais-ngais ilmu yang berserakan wahai para pencari ilmu J. Dan Imam Syafi’I pernah berkata dalam sajaknya,

“Singa jika tak tinggalkan sarang tak akan dapat mangsa, anak panah jika tak tinggalkan busur tak kan kena sasaran, matahari di orbitnya jika tak bergerak dan hanya diam tentu manusia bosan padanya dan enggan memandangnya.”
*lebih jelas sajaknya bisa dilihat di label Kata Mutiara J*

Dan pesan penutup bahasan ini,
“Jika kau menghendaki dunia maka harus berbekal ilmu, jika kau menghendaki akhirat maka harus berbekal ilmu, dan jika kau menginginkan keduanya maka harus pula berbekal ilmu.”
*aku lupa siapa yang pernah beri nasehat super ini :p *

Sabtu, 27 April 2013

Universitas Kehidupan #3 : Sebongkah Rindu Ketangguhan Mereka





ketika mengisi materi siang tadi tentang kemuliaan dan prinsip berilmu, tetiba teringat Sellin dan Indra serta anak2 Flores lainnya. :') teringat percakapan antara aku, sellin dan indra, yang membuat bersyukur sekaligus sedih dalam waktu bersamaan.
Sore itu aku tengah berjalan kaki menuju kampung melewati jalan yang kanan kirinya adalah hutan. aku berjalan sendiri hendak bertemu anak2 dan berlatihbersama mereka utk festival kampung kala itu.
Sayup aku mendengar, di tengah lebatnya pohon di hutan, anak-anak bercanda dengan girangnya. Dan seketika muncul dari samping jalanku, dengan membawa sekumpulan kayu yang sepertinya jika aku yang menopangnya dipundakku seperti mereka, aku tak kan kuat, haha. -_-

Awalnya aku biasa saja melihat mereka membawa kayu itu, bahkan aku pikir kayu itu utk mainan, tetapi,

Aku : Sellin, Indra, baru pulang sekolah ? (tanyaku)
Sellin & Indra : Iya kak, (jawab mereka seperti biasa sembari berjalan di sampingku)
Aku : Kenapa tidak langsung pulang dan lewat jalan raya saja? kenapa lewat tengah hutan dan membawa kayu pula kau ini.
Indra : kami mengumpulkan kayu kering di hutan kakak.
Aku : Untuk apa ??? bukankah berat kau panggul seperti itu ?? (dengan nada heran)
Sellin : Kami mencari kayu bakar untuk bantu mama kakak. Agar asap dapur tetap bisa berbunyi. (read: mengeluarkan asap)
Indra : setiap pulang sekolah kami sudah terbiasa mencari kayu di hutan utk dibawa pulang, kakak.
Aku : (ndak bisa berkata-kata, speechless, pengin nangis, mata udah berair, bersyukur, nano-nano deh) Mari kakak bantu panggul *tersenyum*
Sellin : tidak perlu kakak. Ini berat.
Aku : (diam tak memaksa, karena terlanjur larut dengan pemandangan mengharukan saat itu)

Dan perasaanku mulai campur aduk, antara bersyukur karna aku bisa sekolah dengan tenang, sedih karna aku jauh kalah tangguh dengan mereka yang luarbiasa. Sembari berjalan menikmati sore yang mulai berkabut. Dan aku tersadar,

"Sellin, Indra, mana sepatu kalian??" tanyaku terkejut.
"Kami tidak pakai sepatu kakak. *tersenyum*" jawab mereka serentak.

Ya Rabb.... :'(

#SebongkahRinduMereka






~ditengah segala keterbatasan dan keadaan yang mengharuskan mereka, semangat mereka untuk mencari ilmu sungguh luarbiasa. Bahkan ilmu tak harus kita dapatkan lewat buku dan guru di sekolah. Keseharian yang kita jalani dan kejadian kecil yang muncul bahkan mampu menjadi ilmu yang luar biasa. tentang syukur, tentang simpati dan empati, tentang kekuatan dan kesabaran. Ahh... sesungguhnya orang2 yang berfikir lagi mampu mengambil hikmah adalah mereka yang beruntung. Puji syukur kepada Allah atas segala nikmatnya. :')

NB : mereka jarang memakai alas kaki ketika sekolah, kepepet ya pakai sendal jepit yang udah compang camping. Tas yg mereka bawa utk taruh buku, hanya dari sekantong plastik hitam, kebanyakan.~

Sabtu, 20 April 2013

Asal Nyomot ~Darwis Tere Liye~


Jika kau memahami cinta adalah perasaan irasional, sesuatu yang tidak masuk akal, tidak butuh penjelasan, maka cepat atau lambat, luka itu akan kembali menganga.
Kau dengan mudah membenarkan apapun yang terjadi di hati, tanpa kau tahu, tanpa memberikan kesempatan berpikir bahwa itu boleh jadi karena kau tidak mampu mengendalikan perasaan tersebut
Tidak lebih, tidak kurang.
Tere Liye, buku “Sepotong Hati Yang Baru”


“Dan tunas-tunas perasaanmu tak bisa kau pangkas lagi. Semakin kau tikam, dia tumbuh dua kali lipatnya. Semakin kau injak helai daun barunya semakin banyak”
Tere Liye, Daun Yang Jatuh Tak Pernah Membenci Angin


*Bukankah, atau bukankah
Bukankah,
Banyak yang berharap jawaban dari seseorang?
Yang sayangnya, yang diharapkan bahkan tidak mengerti apa pertanyaannya
“jadi, jawaban apa yang harus diberikan?”

Bukankah,
Banyak yang menanti penjelasan dari seseorang?
Yang sayangnya, yang dinanti bahkan tidak tahu harus menjelaskan apa
“aduh, penjelasan apa yang harus disampaikan?”

Bukankah,
Banyak yang menunggu, menunggu, dan terus menunggu seseorang
Yang sayangnya, hei, yang ditunggu bahkan sama sekali merasa tidak punya janji
“kau menungguku? Sejak kapan?”

Bukankah,
Banyak yang menambatkan harapan
Yang sayangnya seseorang itu bahkan belum membangun dermaga
“akan kau tambatkan di mana?”

Bukankah,
Banyak yang menatap dari kejauhan
Yang sayangnya, yang ditatap sibuk memperhatikan hal lain

Bukankah,
Banyak menulis puisi, sajak2, surat2, tulisan2
Yang sayangnya, seseorang dalam tulisan itu bahkan tidak tahu dia sedang jadi tokoh utama
Pun bagaimana akan membacanya

Aduhai, urusan perasaan, sejak dulu hingga kelak
Sungguh selalu menjadi bunga kehidupan
Ada yang mekar indah senantiasa terjaga
Ada yang layu sebelum waktunya
Maka semoga, bagian kita, tidak hanya mekar terjaga
Tapi juga berakhir bahagia


Yang kita sangka adalah ‘akhir’ sebuah perjalanan, justeru kadang adalah ‘awal’ perjalanan yang lebih panjang.

Menikah, itu bukan akhir kisah cinta, tapi adalah awal kehidupan cinta yang lebih besar, lebih banyak masalah, dan lebih menuntut semua persiapan—bukan sekedar cinta.

Lulus sekolah, itu bukan akhir kisah pendidikan, tapi adalah awal kehidupan pembelajaran yang lebih berkelok, lebih serius, lebih menuntut semua persiapan—bukan sekadar ijasah.

Maka, mari menyiapkan diri untuk awal perjalanan berikutnya yangn sudah menunggu, bukan sekedar tiba di akhir perjalanan sekarang.


“Persahabatan adalah sebuah tanggungjawab yang manis; tidak pernah sebuah kesempatan”

Quote dari Kahlil Gibran ini tajam sekali. Maka renungkanlah. Sahabat di sekitar kita adalah sebuah tanggungjawab yang indah, saling menasehati, saling mengingatkan, saling menjaga. Bukan sebaliknya, dijadikan sumber kesempatan; sahabat jika perlu tidak perlu maka menjauh; sahabat KW 2, alias abal2 saja. Dan mengingatkan sahabat sendiri, kadang lebih sulit dibandingkan mengingatkan orang lain.





*Kehilangan

Apakah kita sedih saat HP atau laptop milik kita hilang,
Tentu saja sedih, siapa yang tidak
Tapi apakah kita sedih kalau masa remaja, masa muda, masa-masa keemasan kita
Hilang begitu saja, tidak bisa dicari lagi.

Apakah kita sedih saat ditinggal pesawat, kereta, dan tiketnya hangus
Tentu saja sedih, siapa yang nggak
Tapi apakah kita sedih kalau kita telah ditinggal hari
Pagi telah berlalu, siang sudah lewat, menyisakan malam penuh sesal?

Orang2 banyak sedih karena putus cinta, kehilangan seseorang
Tentu saja sedih, mungkin begitu
Tapi apakah orang2 sedih saat putus hidayah, kehilangan kelembutan hati
Untuk mendengarkan nasehat, mendatangi majelis ilmu

Orang2 banyak sedih karena kehilangan lowongan pekerjaan
Tentu saja sedih, boleh jadi
Tapi apakah orang2 juga sedih saat kehilangan kesempatan berbuat baik?
Malah tidak peduli, dan tidak tahu menahu.

Orang2 banyak sedih karena ketinggalan menonton film, ketinggalan makan siang,
ketinggalan apalah, kehilangan entahlah
Tentu saja sedih, mungkin demikian
Tapi apakah orang2 juga sedih saat tahu dia telah kehilangan begitu banyak waktu
Tersia-siakan oleh hal-hal mubazir dan tidak perlu

Ada banyak sekali jenis kehilangan di dunia ini
Sayangnya, kadang kita lupa mana yang hakiki, mana yang tidak
Harta benda yang hilang bisa diganti, tapi masa remaja tak akan pernah kembali
Perjalanan bisa di-reschedule, tapi tidak ada jadwal ulang untuk waktu
Bahkan cinta bisa berganti, bersemi lagi, tapi hal-hal hakiki, boleh jadi sudah terlanjur pergi
Dan kita justeru telah kehilangan sesuatu yang seharusnya kita tangisi siang malam
Sayangnya kita tidak menyadarinya.

------------------------------------------------------------------------------------------------


“Begitulah kehidupan, Ada yang kita tahu, ada pula yang tidak kita tahu.Yakinlah, dengan ketidak-tahuan itu bukan berarti Tuhan berbuat jahat kepada kita. Mungkin saja Tuhan sengaja melindungi kita dari tahu itu sendiri.”

— Rembulan Tenggelan di Wajahmu - Tere Liye

----------------------------------------------------------------------------------------------


Di dunia ini, banyak orang mencintai seseorang yang bahkan bicara dengannya langsung lebih dari 5 menit saja pun belum pernah.

Itulah kenapa urusan perasaan itu disebut 'gila'.

Mungkin itu termasuk kalian, bukan? Diam-diam memendam perasaan. Tapi tidak mengapa. Bersabarlah. Menunggu. Besok lusa, jika tiba waktunya, benar caranya, dan berjodoh, kalian bisa menghabiskan 50 tahun bersamanya.

-----------------------------------------------------------------------------------------------


“Daun yang jatuh tak pernah membenci angin, dia membiarkan dirinya jatuh begitu saja. Tak melawan, mengikhlaskan semuanya.

Bahwa hidup harus menerima, penerimaan yang indah. Bahwa hidup harus mengerti, pengertian yang benar. Bahwa hidup harus memahami, pemahaman yang tulus.

Tak peduli lewat apa penerimaan, pengertian, pemahaman itu datang. Tak masalah meski lewat kejadian yang sedih dan menyakitkan.”

— Tere Liye, novel “Daun yang jatuh tak pernah membenci Angin”

----------------------------------------------------------------------------------------------


*Angin, Hujan dan Sakit Hati

Kenapa ada angin?
Agar orang-orang tahu kalau ada udara di sekitarnya.
Tiap detik kita menghirup udara, kadang lupa sedang bernafas.
Tiap detik kita berada dalam udara, lebih sering tidak menyadarinya
Angin memberi kabar bagi para pemikir
Wahai, sungguh ada sesuatu di sekitar kita
Meski tidak terlihat, tidak bisa dipegang

Kenapa ada hujan?
Agar orang-orang paham kalau ada langit di atas sana
Tiap detik kita melintas di bawahnya, lebih sering mengeluh
Tiap detik kita bernaung di bawahnya, lebih sering mengabaikan
Hujan memberi kabar bagi para pujangga
Aduhai, sungguh ada yang menaungi di atas
Meski tidak tahu batasnya, tidak ada wujudnya

Begitulah kehidupan.
Ada banyak pertanda bagi orang yang mau memikirkannya

Kenapa kita sakit hati?
Agar orang-orang paham dia adalah manusia
Tiap saat kita melalui hidup, lebih sering tidak peduli
Tiap saat kita menjalani hidup, mungkin tidak merasa sedang hidup
Sakit hati memberi kabar bagi manusia bahwa kita adalah manusia
Sungguh, tidak ada hewan, binatang yang bisa sakit hati
Apalagi batu, kayu, tanah, tiada pernah sakit hati

Maka berdirilah sejenak, rasakan angin menerpa wajah
Lantas tersenyum, ada udara di sekitar kita

Maka mendongaklah menatap ke atas, tatap bulan gemintang atau langit biru bersaput awan
Lantas mengangguk takjim, ada langit di sana

Maka berhentilah sejenak saat sakit hati itu tiba, rasakan segenap sensasinya
Lantas tertawa kecil atau terkekeh juga boleh, kita adalah manusia.

----------------------------------------------------------------------------------------------------

*Apa yang tidak pernah, bukan berarti

Apa yang tidak pernah tersampaikan oleh kata-kata
Bukan berarti dia tidak pernah tersampaikan

Apa yang tidak pernah dituliskan oleh huruf-huruf
Bukan berarti dia tidak pernah dituliskan

Apa yang tidak pernah dikirimkan lewat pak pos, mamang kurir,
Atau sekedar angina, perantara bulan purnama, bintang-gemintang
Maka bukan berarti dia tidak pernah dikirimkan

Apa yang tidak pernah dihamparkan di atas rumpur menghijau,
Di atas halaman sekolah, atau sekedar di langit-langit kamar
Maka bukan berarti dia tidak pernah terhamparkan

Wahai, boleh jadi sungguh hal itu telah disampaikan, oleh kerling mata
Boleh jadi sungguh sudah dituliskan, lewat gesture wajah
Mungkin saja sudah dikirimkan melalui symbol-simbol laksana symbol asap suku pedalaman
Dan bahkan telah dihamparkan melalui semuanya, segalanya

Tidakkah kau mengerti?

Sungguh, apa yang tidak pernah dibisikkan oleh mulut kita
Bukan berarti dia tidak pernah dipanjatkan
Dipanjatkan lewat doa-doa, lewat diam, lewat keheningan hati yang terhormat.
Maka menjalin tinggi ke atas sana
Menunggu jawaban yang pasti dan melegakkan hati
Tidak akan merugi bagi yang paham.


Jika kita belum siap untuk serius, maka tutup pintunya rapat2, gembok dengan rantai terbaik, lantas lemparkan anak kuncinya ke dalam lautan yang luas. Begitulah cara terbaik menjaga hati dengan perasaan.

Well, jangan cemas anak kuncinya tidak akan ketemu. Jika sudah tiba saatnya, jodoh yang baik akan membawa anak kuncinya, dan hei, pas sekali, sempurna sudah membuka pintu hati tersebut.

Kamis, 18 April 2013

Wae Lolos, Flores, NTT :')


Yeeeaahh !! Sampai juga di tanah Manggarai ^_^ Flores Im in Love start from 10 July 2013 :-*





Maap maap nih. disana kagak ada angkot cuy ! taksi apalagi... adanya Otto cuy ! nih... alias TRUK yang disulap jadi angkutan manusia. Tau gimana cara naiknya ??? manjat-manjat ban cuy ! ^0^



And this is Tua Golo's House :D and the original House of Wae Lolos, Manggarai Barat, Flores.



Senyum mereka senyum bahagia kami :) . Langgo's kids 



And this !! Langgo's Village ^0^. Dusun yang letaknya paling atas di Desa Wae Lolos. Dari sini bisa lihat secara LIVE pegunungan hijau nan perawan asli Flores loh !






Cunca !!! Air terjun dalam bahasa Manggarai itu disebut Cunca :D . Musti tau kalo air terjun di Flores itu keren-keren ! masih perawan banget :-O ... its so beautiful Waterfall :)
Cunca Rami :) The most beautiful waterfall of Wae Lolos. You must Go there guys :) . 




You can swimming there. But so cold... Cunca Rami :)

Gerbang utama Desa Wae Lolos :) masih harus jalan sekitar 30 menit menuju Dusun Langgo,  1,5-2jam menuju Dusun Rangat dan 2-2,5jam menuju Dusun Ndengo (dusun paling bawah)



Ciyaaaaaatttt.... lempaarrr batunyaaaa kiiiddsss :D . Nggak usah pulang ganti bajunyaaa -_____-" . Maen Batu Loncat di Danau Sano Nggoang ^0^


tak tak dung dung tak tak dung dung tak tak dung dung... begitu bunyi iringan musiknya :). Ine... rinduuuu :')




Ame dan Ine Hasan :') yang selalu aku repotkan... rindu ini masih  hinggap hingga di ubun-ubun. Rindu suasana rumah setiap pagi bercengkerama bersama kopi. Ame yang selalu beri petuah dan nasehat, yang bercanda dan selalu menggoda Ine membuatku tertawa geli. Ahh.. romantis sekali ame ini :p. Ameeeeee... rindu.  Ame ini salah satu dari 5 Tua Golo di Wae Lolos :)



Kiiiiiiiddddddsssss :D :-* :-* :-*

Rabu, 17 April 2013

Lingkaran Cinta. (Masih Tanggal 14 Bulan 4)

16 April 2013, 8.00 a.m
Pagiiii… berlari terbang bersama kabut tipis dan udara sejuk pegunungan. Seperti burung yang bebas mengepakkan sayapnya dan mencari nikmat pagi bersama udara ! Huaaahh… aku pun seolah berlari sekonyong-konyong mencari nikmat pagi bersama CINTA J . Sementara matahari masih malu-malu menampakkan dirinya, pegunungan yang berbaris rapi seolah siap untuk upacara pagi dan menyambut indahnya hari, lalu lalang orang-orang mulia bersemangat hendak mencari segumpal kenikmatan untuk orang yang kan mereka temui dirumah sore nanti.

Pagiiii… aku bertemu kalian kembali di lingkaran cinta ini J. Mengais asa dan menelaah cinta dari Sang Maha Cinta. Wajah-wajah cerah nan asri seasri syurga, jiwa-jiwa yang hangat dan penuh cinta karena ukhuwah lillah, diri-diri yang mencoba mengeja dosa dan belajar berbagai kisah untuk dijadikan ilmu bekal ke jannahNYA. Dengan tertib dan mandiri memulai majelis ilmu pagi yang semoga berkah dan dinaungi keridhoanNYA. Di sela menunggu gurunda yang tiada kunjung tiba, mereka hening dengan seksama mencoba mencari kata dan ucapkan serangkai doa cinta J. Aku mencoba bersikap biasa saja atas kejutan pagi ini, hanya tersenyum tak banyak kata. Mendengar satu per satu doa cinta yang mereka haturkan. Semoga Allah mengembalikan doa itu untuk kalian, saudariku J.

Aahhhh… banyak sekali dari mereka menyebut doa tentang satu bentuk “rezeki”. Aku seraya malu dan memerah diujung pipi. Mendengar doa itu terucap sementara mereka dengan teramat penuh cinta menyampaikan, berharap Allah meng-ijabah. Ya, mungkin memang sudah saatnya. Sebuah “rezeki” diihktiarkan, melalui doa.

Istiqomah. Sabar. Sholihah. Dewasa. Semoga kita juga senantiasa terus belajar menggapainya.

Salah seorang saudari berceletuk tentang sebuah nasehat. Katanya, “kata Ustadz Sholihun (Pengasuh PPM IC Seturan), Doa yang baik adalah doa yang selaras antara kehendak kita dan kehendak Allah. Artinya, bahwa doa yang kita ucap sesungguhnya berawal dari kehendak Allah karena kita merasa mampu untuk menggapainya karena ridho Allah.” Kurang lebih begitu intinya. Ya, doa kita alangkah baiknya sesuai dengan kehendak Allah. Agar tiada kecewa dan protes atas berbagai nikmat yang IA berikan, apapun bentuknya J.
Sebelumnya si gadis penuh inspirasi, menyampaikan doa yang cetar membahana dan menjadi quote of the day hari ini di lingkaran cinta kami. Katanya, “Semoga kelak orang yang mencintai kita adalah orang yang mencintai kita karenaNYA, bukan karena imajinasinya mendapatkan istri sholihah semata.” Semoga Allah istiqomahkan kita menjadi pribadi yang senantiasa memperbaiki diri, batinku. Merasa tertampar dengan doa itu, aku merasa masih jauh dari sholihah. Rabb… istiqomahkan kami untuk menjadi wanita seanggun Khadijah, secerdas Aisyah, dan setangguh serta sesabar Fatimah. Aamiin.

Ahh… rasanya rasa cintaku meluap-meluap pagi ini kepada kalian. Persis ketika dipertemukan pertama kali kita disatukan J. Merasa Rabithah begitu deras mengalir dalam sanubari. Sekencang seruan Rabithah pula saat itu aku jatuh cinta di lingkaran cinta bersama kalian. Ukhti… Aku Mencintai kalian, Fillah :’) .

*Ohya! Hei … Kalian masih punya hutang, Gals! Nota Pengambilan barang akan segera ku serahkan dan kutagih :-P. Ini siapa yang pelupa, sementara sudah siap dan rapi dikamar (katanya) ?? :'p



16 April 2013, 01.00 p.m

Berjalan lunglai, dengan kepala pening serasa berputar-putar menaiki bianglala. Tergontai langkah kaki menuju mushola. Lagi. Lupa memberi hak pada perut yang sudah berdendang syahdu. Nanti dulu, sholat mau ditunaikan dahulu. Nyess… selalu merasakan “nyess” setiap kali memasuki mushola penuh kisah ini. Nyaman J. Di pojok dekat jendela duduk seorang gadis, antusias melihatku datang kemudian menyapaku. Tak banyak cakap dulu, aku bergegas mengambil wudhu. Sholat dan memanjatkan doa yang selalu coba kuhayati setiap yang terucap. Kembali duduk, disebelah gadis tadi. Ada titipan, katanya. Aku mengernyit. Titipan apa? Ia keluarkan sesuatu dari dalam tas kecil nya. Kulihat sebungkus bentuk persegi dengan motif bunga. Dari siapa? Dari Hamba Allah, katanya.

Kepada Hamba Allah yang dengan senang hati memberi buku ini, terimakasih. Buku sudah hampir habis ku baca. Cukup menikmati setiap kata yang menjuntai di barisan-barisan paragraf yang tercetak. Rangkaian kata yang begitu apik. Terimakasih.

~Selalu antusias ketika ada kesempatan diberi buku oleh siapapun. J



16 April 2013, 7.50 p.m
Kepala masih pening, padahal perut sudah terisi. Sepulang meninabobokan ponakan digendongan hingga tertidur lelap, lalu bersiap untuk diculik oleh segerombolan orang yang mendadak dan memaksa untuk ikut mereka pergi. Halaahh… modus! Hahaha… yasudah lah, aku tak mau menghancurkan rencana baik sahabat-sahabatku lagi. Setelah kemarin ahad, terpaksa aku menghancurkan rencana baik “geng kece cihuy” di kajian mingguan masjid Mardliyah :-p. Sengaja tak memberitau mereka kalau aku kembali “mendaki gunung”. Hahahaha.

Dengan segera masuk ke mobil sementara badan masih gontai. Setiba di lokasi, kami bermain “masangin” dengan asiknya. Lucu-lucuan saja. Sampai pada giliranku, mata ku ditutup dengan slayer dan berjalan mencoba membelah dua pohon kembar di tengah lapangan. Tapi aneh, sepertinya aku dikerjai. Mereka mengajak berputar-putar tak menentu. Hei, kepala pusing hei! Lagi pening hei ! Memaksa untuk meminta dibuka mata, tapi selalu dicegah. Hmmm.. dasar scenario, dikira aku tak curiga ?? Entah apa yang mereka lakukan, ketika ku buka mata, kue, lilin dan sebungkus kado besar ada dihadapan mata, dan mereka cengingisan.

“Kurang kembang api cuy!” celetukku kesal. Mereka meminta ku berdoa dan meniup lilinnya. Aku tak mau meniup lilinnya, akhirnya kutepuk-tepukkan tangan hingga api nya redup. Beberapa saat kemudian ternyata kembang api meletup-letup diatas langit. Eeemmmm…. Cantiiikkk J .
Hei ! Konco kentel nganti raiso di ubleg-ubleg ! Hampir 6 tahun cuy kita masih awet-awet aja yak relationshipnya, hahaha :-p. Thanks for Surprise… for Gift-Doraemon… for fireworks *yang kalian aku-akuin, hah!*... dan untuk doa yang kalian lantunkan. Semoga doa juga kembali untuk kalian. Love You Fillah, cuy!

Lys… jadi kapan jadwal ngaji bareng kita, haa??? :-/ Yang lain mau ikut gaa, haa?? J

17 April 2013, 03.00 p.m

Dan untuk sebungkus kado yang secara mendadak diberikan ketika aku mengantar ia pulang.
Terimakasih, telah menemani hari-hari ku di perpus. Mendengar keluh kesah skripsi yang tengah diperjuangkan bersama. Hadiah yang cantik, jilbab abu-abu dan bros bunga abu-abu, yang sepertinya akan sulit kucari pasangan baju atau gamis untuk ku kenakan. Semoga ada rezeki suatu hari, jadi bisa kubelikan pasangannya agar ia tak sendiri. Hehehe. Terimakasih atas ucapan yang luar biasa J.

“Untuk saudariku, Nisa. Bertambah satu usiamu semoga bertambah pula kedewasaanmu. Nis, tahun ini mungkin akan banyak kejutan yang datang silih berganti. Begitupun dengan orang-orang yang ada di sekitarmu saat ini, pun akan datang dan pergi. Doaku, semoga kamu selalu dikelilingi oleh orang-orang yang sholihah. Untuk TA mu semoga Allah memberi jalan yang terbaik ya. Semoga dosenmu bisa seirama dengan jadwal dan jalan fikiranmu. Semoga kamu dipermudah dalam pencarian dan pengumpulan data. Semoga ide-ide cemerlang mengalir deras ketika proses penulisan. Keep istiqomah ya. Tambah lagi tingkat kesabaranmu. Hati-hati dalam melangkah dan bertindak. Tawadhu dan rendah hati dalam menjalani hari. Oke nis J.
Tulisan jelek sih gamasalah,
Asal bukan jelek hatinya hohoho.”

Aamiin. Semoga Allah juga mengembalikan doa tersebut untukmu J.

~tetiba mellow, karena mungkin tak lama lagi mereka-mereka yang turut berjuang bersama di kampus, satu per satu akan pergi ke halaman masing-masing. Baca Rabithah kenceng-kenceng!! L