Kamis, 08 Mei 2014

Belajar Dari Mereka

Hari ini, setelah beberap penat hinggap dan hanya tersimpan tak berucap, akhirnya luap oleh sebuah sharing yang menentramkan mata, hati dan pikiran. Rencana mampir di rumah makan favorit (Pempek Ulu Bundar, hoho) lalu berlanjut nongkrong di Gramedia (ga usah di sensor ya, bukan maksud ngiklan kok!) diberi jeda oleh sebuah obrolan yang memberi pemaknaan hidup cukup berarti.

Sungguh skenario langit yang merangkai siapa, apa dan bagaimana seseorang itu dihadirkan dalam hidup kita. Dari mereka banyak hal yang tersimpan, yang jika kemudian kita gali lebih dalam akan kita temui berbagai pelajaran hidup yang beragam dan membanggakan.

Dan suatu kehormatan bagi kita ketika seorang yang ada di sekitar kemudian dengan leluasa penuh kenyamanan berbagi lahan-lahan privasinya untuk kita. Tak semua orang mampu seperti itu tapi tergantung bagaimana kita membangun personal touch agar mereka selalu merasa nyaman disamping kita.
Dan suatu kehormatan bagiku, karena obrolan jeda kali ini memberikan gambaran pengalaman hidup yang cukup berarti. Bahwa dari mana saja latar belakang seseorang sekitar kita, seperti apa gaya hidupnya, bagaimana cara pandang hidup, prinsip, dan gaya berpikir dan lain sebagainya, membentuk masing-masing diri yang ada pada mereka saat ini.

Aku bersyukur, bersyukur karena dipertemukan dan didekatkan dengan berbagai, beragam, beraneka jenis seseorang yang masing-masing memiliki latar belakang, gaya hidup, cara pandang, prinsip, dan gaya berpikir yang berbeda. Lebih bersyukur lagi jika kemudian personal touch itu sampai pada mereka, yang kemudian membuat mereka nyaman berbagi tentang pengalaman dan perjalanan hidupnya.

Aku suka, suka ketika mendengar dengan seksama bagaimana mereka bercerita dan mendeksripsikan tentang keluarganya. Aku suka, suka ketika mendengar dengan seksama seperti apa motivasi hidup dan impian yang tengah mereka bangun dan kokohkan. Aku suka, suka ketika mereka dengan berbagai ekspresi menarasikan bagaimana perjuangan hidupnya dengan gaya masing-masing untuk tetap survive dan menjadi orang yang benar-benar tangguh dengan berbagai pahit manisnya hidup.

Aku suka, suka karena dengan begitu aku pun mendapat keuntungan yang tak ternilai harganya. Satu, rasa syukur. Dua, pelajaran yang membuat diri semakin bijak memahami hidup. Ya, pada kenyataannya Allah memberikan jalur yang berbeda-beda bagi setiap umatnya untuk mendekat pada-Nya. Iya, aku yakin itu adalah dalam rangka agar mendekat pada-Nya. Berbagai interaksi dengan mereka pun yang pada akhirnya membuat diri semakin yakin untuk tetap teguh pada prinsip. Pada nilai-nilai yang senantiasa dipegang erat kemudian ketika peluang itu ada mampu dibagi kepada mereka yang leluasa berbagi dengan kita.

Well, hari ini aku mendapatkan itu semua. Senang dipertemukan dengan kalian, entah secara bertatap langsung atau sekedar lewat cerita-cerita. Dipertemukan dengan berbagai latar belakang, gaya hidup, cara pandang, prinsip, dan gaya berpikir yang beraneka. Karena di sanalah aku belajar memahami hidup dengan bijak.

I’m So Thanksful Rabb… !!!




*Huooo… buku yang kami cari pun tak ditemukan di Gramedia, harap yang mendapatkan buku ini >> Gun, Germs, and Steel bisa dengan suka hati meminjamkan kepada kami yang tengah penasaran dengan jawaban penelitian dari buku itu >_<, OOT*

Tidak ada komentar:

Posting Komentar