Rabu, 15 Mei 2013

Universitas Kehidupan #4 : Potret Hidup




ini secuil potret kehidupan jakarta yang terekam oleh mata dan hati manusia. #asik
ini secuil dari sekian banyak pemandangan yang terlihat olehku ketika melanglangbuana s.e.n.d.i.r.i.a.n 

sepulang dari kantor GIM, naik TJ menuju blok M dan menyambut bus kota, duduk manis menikmati teriknya panas matahari dan gerahnya udara berasap disana-sini.
singkat cerita kmudian bus melaju menuju arah bintaro,
aihh... naik ke dalam bus 2 orang bocah gadis mungil yang satunya membawa gitar tak kalah mungilnya dgn mereka. Jika diamati gadis mungil yang satu berumur sekitar 6 tahun dan yang satu lagi 5 tahun. widdiiiiwww.. alisku mengernyit ketika melihat mereka dgn riangnya bersiap mengatur suara utk bernyanyi didalam bus.

Dan, yaa!! lagu mulai berdendang dari iringan gitar dan mulut mereka berdua. Lagu yang nggak jelas lagu opoooo tho kuiiii *karena mereka masih cadel utk melafazkan setiap liriknya* cumaa... ada beberapa lagu yang ku tahu itu adalah lagu yang dinyanyikan Didi Kempot *gedubraakk!! -____-"

Kuperhatikaan terus mereka dengan tatapan penuh tanya "nduk bapak-ibumu nyang ndi tho ?" sambil sesekali aku tersenyum miris melihat mereka yang dengan riang dan santainya menyelesaikan lagu yang dinyanyikan. Di kanan kiri depan belakang penumpang mulai bergumam melihat pemandangan ini, persis, yang mereka pikirkan dgn yg aku pikirkan

"kok bapak ibunya tega yaa suruh dia jd pengamen? " | bapak-ibunya masih ada ga ya itu dua bocah? kasian banget kecil2 jadi pengamen dari bus ke bus." kata 2 orang ibu diblakangku.

yang lain lagi malah nyletuk "dek, nyanyi bintang kecil donk" | si bocah jawab "nggak mau" laaaahhhhhh -,-a . Si ibu kembali berkomentar "hadeehh kecil2 lagunya cinta2an." aku sedikit terkekeh mendengar gumaman dan celetukan itu sambil terus memperhatikan duo maya #eh duo gadis mungil pengamen.

aku berpikir dan mencoba memahami, hmm...
1. aku masih ragu dengan janji pemerintah yang bilang bahwa fakir miskin dan anak terlantar dipelihara oleh negara. (UUD '45 Pasal 34 ayat 1). Dipelihara gimana nih maksudnya ? dipelihara untuk dikembangbiakan dan semakin bertambah atau diberi fasilitas agar mereka dapat berkarya dan memperbaiki hidupnya lantas kemudian berkuranglah gelandangan, pengamen, premanisme, dsb dikota2 besar seperti jakarta ini ?? yang mana ? nyata2nya realita berkata pada pilihan pertama. #ppfftt

2. peran orangtua, jakarta emang keras broh ! *nggigit batu* tapi tegaa para orangtua membiarkan anaknya yang masih imut2 itu dididik oleh keras dan pedasnya kehidupan jalanan ?? saya rasa nggak ada orangtua yang mau, kecuali tertekan! ( tertekan kebutuhan, kondisi lingkungan, dan juga mental !) Tapi, ya apakah nurani seorang ibu tidak mampu meleburkan batas dan menembus tekanan tsb ? Ibuu-ibuu mereka masih butuh dididik oleh orangtuanya, membaca huruf a,b,c,d bernyanyi, menggambar, TPA setiap sore di masjid. aahh..

3. kalo masih ada yang berkomentar di status ini, "ahh saa, itulah jakarta, itulah kota A,B,C,D lalalala. maklum lah, kita nggak bisa membuat semua berubah. ya begitulah keadaaannya. *Intinya pasrah dan pesimis* iuh. kalo dari diri kita aja udah bilang begitu, yaa mana ada perubahan. kalo pemakluman terus aja meminta dimaklumi, kalo keadaan terus aja minta dimaklumi, kapan bisa keluar dari zona nyaman yang nyata2nya juga nggak nyaman. ". Jangan mainstream ah.

So, itu jeritan hari ini, hikmah hari ini, persis seperti jeritan yang disampaikan dua pemuda yang juga naik ke dalam bus kota setelah gadis mungil turun. Dua pemuda yang bagaikan seorang orator, berteriak tentang keluh kesah mereka hidup di kota besar yang penuh perjuangan. *ah balada pahlawan, hehe* tapi, ujung2nya minta duit untuk orasi mereka .

Oke, so apa yang kalian pikirkan dengan potret ini ?

"Maka nikmat Tuhan yang manakah yang kau dustakan?" dalam hati lirih mengucap.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar