Selasa, 12 Juli 2011

Gelisah Itu ...

Ketika gelisah itu datang... apa yang kalian lakukan? Merenung? Ngelamun? Atau Galau, bahasa gaul anak jaman sekarang? Gelisah yang terkadang kita tak tahu apa sebab muasalnya, itu yang kadang pula membuat kita susah berpikir jernih. Gelisah yang menyesakkan bagi orang-orang berkarakter "tertutup" ... ia hanya bisa memendam sekalipun tak kuat menahan lagi, air mata yang berbicara. Sementara bagi orang-orang yang "terbuka" pada setiap orang... lebih sering mencurahkan isi hatinya, kegelisahannya pada orang sekitarnya atau bahkan mungkin orang kepercayaannya dengan mudahnya. Tapi kali ini gelisah itu muncul dalam diri orang yang susah untuk bisa mencurahkan isi hatinya pada orang lain. Ia hanya mampu menahan sembari selalu mengingat Allah, mengingat penciptanya, mengingat Zat yang senantiasa memberikan cinta kepadanya.

Tapi, pernahkah kalian merasakan, ketika sekuat tenaga kita mencoba melupakan kegelisahan itu... sekuat itu pula si gelisah melingkupi hati kita. Sesak memang. Menyiksa mungkin. Karena terkadang terlalu banyak alasan menyebabkan kita gelisah, kadang pula "tanpa alasan" pun gelisah mudah sekali mempengaruhi kita. Lalu, bagaimana jika sebuah alasan yang membuat gelisah itu adalah karena permasalahan "Hati" ? Hati yang seharusnya mampu kita jaga, mampu kita hijabi dengan pandangan-pandangan syurga, pandangan akhirat. Bagaimana jika ternyata pada akhirnya pun manusia tidak luput dari sebuah kekhilafan? Sebut saja itu adalah perasaan yang diberikan kepada lawan jenis kita, yang kata orang-orang di luar sana itu adalah Cinta. Rasa kasih sayang dan cinta memang fitrah manusia yang diberikan Allah kepada kita. Tapi, terkadang justru karna mereka (Cinta) pula hati kita mudah gelisah dengan sendirinya. Bahkan gelisah yang muncul tanpa alasan apa-apa. 

Gelisah yang karna alasan pun juga sering terjadi. Pernahkah kalian (akhwat) mendengar sebuah pengakuan seorang (ikhwan) terkait hati dan perasaannya? Pernahkah kalian mengetahui (baik lewat sms, chat FB, message online) seorang ikhwan yang melalui sahabat karibnya atau sodaranya menyampaikan isi hatinya kepada kalian wahai para akhwat? Bahkan tidak hanya seorang bisa jadi lebih ? Jika Ya, lalu bagaimana perasaan kalian? Biasa sajakah? atau justru menjadi gelisah? Bagi yang cuek bebek gag peduli mungkin biasa aja, tapi bagi mereka yang sadar akan keberadaannya di dunia ini pasti merasakan ada rasa gelisah yang melingkupinya. Gelisah harus bersikap bagaimana padahal ia adalah orang yang paling kita kenal... orang yang sering beraktivitas dengan kita. Gelisah karna merasa dirinya telah menimbulkan fitnah hati dan menimbulkan keburukan dalam diri orang lain. Sementara di sisi lain kalian tak pernah berpikir tentang sebuah perasaan itu. Tak pernah berpikir bahwa si ikhwan akan seperti itu. Bahkan bisa jadi ternyata di sisi lain kalian juga telah memiliki hati pada yang lain dan hanya diri sendiri dan Allah yang tahu akan hal itu. Ya Rabb,,,

Mungkin, ketika kalian membaca tulisan ini, kalian akan berpikir si penulis sedang curhat.. hmmm... terserah bagaimana kalian mengintepretasikannya. Dan di sisi lain merasa tulisan ini terlihat pede sekali... tapi coba bayangkan jika posisi itu ada pada kalian sementara dalam hati kalian sangat merasa bersalah dan merasa useless di hadapanNya.

Bagi para akhwat yang pernah merasakan seperti itu, bisakah kalian berbagi di sini?

~diambil dari sebuah kisah kawan~

4 komentar: