Kamis, 26 Desember 2013

Diskusi Pendidikan #1

Bismillah.

Aku mau share hasil diskusi pendidikan yang rutin kami (JANTraining) adakan setiap kamis bersama Ustad Fauzil Adhim, Ustad Bagus, Ustad Fatan Fantastik dan Mas Denis Dinamiz. Sembari menikmati berbagai jenis kopi suguhan dan koleksi Ustad Fauzil diskusi semakin nikmat. Hehehe 

Kopi Robusta Toraja, tingkat keasaman lebih rendah dibanding kopi di bawahnya :)

Kopi Arabica Toraja+Kintamani, tingkat keasamannya lebih tinggi dan warna lebih hitam :)



Nah, prolog yang membuat tercengang mengenai kurikulum pendidikan Indonesia tahun ini (2013) disampaikan oleh Ustad Fauzil. Jeddeeerr !! Ternyata, dibalik pembuatan kurikulum pendidikan tahun 2013  ada campur tangan dan konstruksi pikir oleh salah satu ideolog JIL sekaligus pendiri JIL. Beliau juga diamanahi untuk terlibat dalam membuat kurikulum pelajaran Sastra mengingat beliau juga sosok budayawan. He is Gunawan Mohamad. Yes, dalam buku “Kurikulum 2013 : Tanya Jawab dan Opini” beliau menyampaikan kekecewaannya terhadap kurikulum pendidikan tahun ini yang ternyata tidak begitu sesuai dengan harapannya. Bahwa kurikulum tersebut terlalu berlebihan dalam mengikutsertakan nilai-nilai keagamaan. 




Well, yang ingin aku tekankan di sini adalah “Mengapa orang dengan alur pikir seperti beliau dilibatkan dalam pembuatan kurikulum pendidikan Indonesia ?”. Jelas itu akan mempengaruhi bentuk atau konstruksi pikir kurikulum pendidikan di tahun berikutnya bukan ? Dan akan lebih menjelaskan lagi bahwa itu kemudian akan merusak tatanan nilai agama yang ingin disampaikan kepada generasi berikutnya. Mau dibawa kemana pendidikan Indonesia kemudian jika bahkan nilai agama berusaha dihapuskan dari kurikulum Indonesia. Wooaahhh, yang kemudian saya tangkap adalah “Ya, inilah bentuk Scientologi di abad ini yang berusaha memperjuangkan “illah” nya dalam dunia pendidikan. Lebih banyak menyembah akal dan ilmu pengetahuan dibanding “Yang Maha Memiliki dan Memberi Akal serta Pengetahuan.” Siapa DIA ? Ya, jelas Allah SWT. Bahaya nih bahaya ! Dan memang fenomena seperti ini sudah tidak jarang kita temui dalam berbagai bidang kehidupan kita. Berbagai macam bentuk ideologi sudah menjadi fitrah hawa nafsunya untuk dapat mengendalikan segala proses kehidupan berbangsa dan bernegara. Inilah pentingnya kita untuk berhati-hati dalam menerima segala bentuk informasi dan pengetahuan, semua itu perlu filternya, yaitu Al Quran dan Sunnah.
Gunawan Mohamad juga menyampaikan bahwa sesungguhnya besar harapannya Indonesia mampu melahirkan seorang “Stephen Hawking”. 


Akan menjadi kekacauan pendidikan jika kemudian impian-impian perkembangan dan keberhasilan pendidikan Indonesia akan berdasar pada tokoh ini, menjadi tolak ukur lahirnya generasi yang berkualitas. Tak heran jika kemudian moral anak-anak Indonesia justru semakin buruk, wong di kurikulumnya sendiri saja dikonstruksi dengan alur pikir yang seperti itu. Mengesampingkan nilai-nilai ke-Tuhan-an dibandingkan akal dan ilmu pengetahuan. Sementara moral itu dasarnya ada pada pendidikan agama yang didalamnya termuat akan rasa penghambaan terhadap “Sang Pemilik Segala”, Yang Maha Mengontrol setiap tindak tanduk kita selama di dunia. Maka jelas bahayanya jika kurikulum yang melibatkan konstruksi pikir Gunawan Mohamad ini akan merusak aqidah dan akhlak generasi penerus Indonesia. Waspadalah bagi yang ingin menjadi guru, perhatikan pula hal-hal yang seperti ini. Pak Mentri, tolong pikirkan dan pertimbangkan kembali siapa-siapa saja yang penting, perlu, dan BAIK untuk dilibatkan dalam proses pembuatan kurikulum. #Pray4KurikulumPendidikan2014.

Semoga Manfaat !


Tidak ada komentar:

Posting Komentar