Senin, 24 Maret 2014

Marah

Hmmm… udah berapa lama nih blog nggak diurus *tiup-tiup debu*

Marah.

Pasti semua orang pernah merasakan marah. Dengan berbagai alasan, berbagai sebab, dan berbagai kondisi, marah itu selalu ada dan selalu muncul. Marah selalu menjadi akibat dari apa yang membuat hati kita tidak nyaman, tidak senang, dan yang pasti tidak sabar. Iya atau iya ?? Lalu, apa yang biasa kamu lakukan setiap kali marah itu datang ? Banting hape ? *duh eman* Banting gelas piring sendok alat-alat dapur ? *besok makan pake apa cing??* Atau buang semua alat make up yang tertata di meja seperti di sinetron-sinetron itu ? *korban sinetron #sigh*

Banyak ekspresi yang bisa diungkapkan ketika si marah ini tiba-tiba mengumpat dalam dada. Tapi aku, setiap kali marah itu datang, cenderung ambil gembok dan kunci mulut rapat-rapat, hahaha alay! Aku selalu memilih untuk diam dengan muka lipat lima atau enam *sempet ngitung ?? :-O * Muka nggak ngenakin sih emang kalau dilihat, tapi itu cara satu-satunya daripada aku mendzolimi banyak pihak dan menyakiti hati banyak orang. Dan seringnya, ketika ada orang yang mempertanyakan atau rawan membuat marah makin menjadi-jadi, selalu aku sampaikan, “Maap cuy, mood gue lagi anjlok, lagi pengin diem, mohon pengertian ya, daripada entar lo sakit hati.” Mereka pun mengerti dan memahami. Biarlah marah ini kunikmati sendiri... syalalala~

Katanya sih, kalau marah itu dipendam sendiri tanpa diluapkan akan berdampak pada kesehatan jantung. Hmmmm… entahlah, masa bodoh dengan opini itu. Tapi aku punya cara sendiri untuk mengatasi rasa marah itu. Diam buatku lebih baik, lakukan praktek pernafasan dengan baik (ambil nafas dalam-dalam, hembuskan perlahan) karena justru aktivitas ini secara klinis teruji memberikan rasa rileks, lalu istighfar sebanyak mungkin. Yaaa…. Walaupun setelah melakukan kiat-kiat tersebut muka masih kelipat-lipat seperti cucian kering yang habis disetrika dan mulut masih tergembok rapat, tapi setidaknya lebih menguntungkan diri karena nggak memakan banyak korban. Korban sakit hati. *ngelap ingus*

Setidaknya (lagi), itu adalah salah satu cara untuk belajar sabar, karena sabar itu nggak ada batasnya kan ?? Marah… marah… kadang kamu itu emang merepotkan banyak orang, hhhh…
Tapi karena kamu juga tingkat akhlak manusia itu diujikan biar bisa naik tingkat. Karena kamu juga, orang belajar menjadi bijak dan lemah lembut.

Well, buat kalian yang mungkin sempet baca tulisan abal-abal ini, silahkan cari cara sendiri untuk mengatasi rasa marah tanpa menyakiti banyak pihak di sekitar kalian. Yang paling penting sih sebenernya dengan banyak-banyak istighfar, karena kita serasa diingatkan kalau kita luapkan marah itu dengan semena-mena, maka justru kita yang punya dosa atau ikutan dosa. Oke, selamat menikmati rasa marahmu dengan bijak. J

*maap cuy, mood gue lagi anjlok, jadi gue nulis ginian, daripada ntar lo sakit hati, gue diem dulu deh ya*
Astaghfirullahal’adziim…


Tidak ada komentar:

Posting Komentar