Aku, kamu, mereka, kita semua
memilikinya.
Baik, buruk, datar, terjadi
seadanya. Betul kan ?
Masa lalu itu adalah hari ini,
hari ini akan menjadi esok, esok akan menjadi lusa, lusa akan menjadi masa
depan.
Maka masa depan adalah cermin
masa lalu, masa lalu adalah cerminan masa depan.
Tinggal apakah kemudian kita
akan imitasi, modifikasi, atau merenovasinya.
Semua tergantung pemiliknya.
Masa lalu,
Aku, kamu, mereka, kita semua
merasakannya.
Pahit, manis, asam, terjadi seizin-Nya.
Betul kan ?
Masa lalu adalah kisah, kisah
yang akan menjadi pelajaran, pelajaran yang bisa menuaikan hikmah, hikmah yang
akan menjadi bekal perubahan.
Ya, PERUBAHAN. Menjadi “lebih
baik” ataukah “lebih buruk”.
Tinggal bagaimana kita mampu
membumbuinya, memberi resep-resep terbaik ketika mengolahnya, dan memberi
sajian yang bisa dinikmati rasanya.
Apakah rasa itu pahit ? namun
menjadi bekal untuk memperbaiki keesokan hari. Apakah rasa itu manis ? dan itu
akan menjadi nilai serta kepuasan tersendiri yang bisa dinikmati dan dibagi.
Silahkan pilih !
Bahwa, masa lalu akan kita “apa
kan”, itu kembali lagi pada diri masing-masing.
Apakah dibuang begitu saja dan
menjadi sia-sia,
Atau mengkodingnya, memilah ini
dan itu lalu mereka-reka pelajaran apa yang bisa dipetik.
Akan menjadi aib ketika ia
hanya diabaikan saja, itu musibah!
Akan menjadi baik, ketika ia
direnungkan untuk perbaikan, itu berkah!
Maka, lebih baik disebut
sebagai mantan penjahat daripada mantan ustadz.
Maka, lebih baik disebut “sok
alim” daripada “sok bejat”.
Waallahu’alam.
Yang pasti saya akan salut
kepada mereka yang mampu berkaca pada masa lalunya dan tak menjadikannya
sia-sia untuk melakukan PERUBAHAN dalam rangka PERBAIKAN.
Masa lalu,
Ada baik ada buruk.
Ada manis ada pahit. Silahkan
diolah !
Masa lalu,
Sejatinya itulah skenario-Nya,
Menguji kita, dititik mana
kita mampu menerimanya
Me-ne-ri-ma-nya.
#RefleksiDiri
#UntuknyaYangBerjuangMemperbaikiDiri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar