Setelah berapa bulan hujan tak
kunjung turun dari singgasana langit, sore ini dengan lukisan senja yang merona
ia hadir membawa pesan-pesan di bumi para pecinta.
Para pecinta kepada sang
Pencipta
Selalu menikmati kehadiran
tiap titik air yang berjatuhan
Mengguyur bumi yang sempat
panas akan dosa manusia
Menyiram tanah yang sempat
kering
Membasahi jiwa-jiwa yang
tengah gersang
Tetesannya kembali
menghidupkan segala yang sempat mati
Ia begitu jernih, tak ternodai
Bagaimana tidak ? setiap bulir
airnya melalui kristalisasi yang cukup panjang
Lagi dibumbui nikmat dari Sang
Pemilik singgsasan langit
Hujan …
Kau pun tak pernah tau bahwa
kehadiranmu selalu membawa kesan
Hadirmu yang tiba-tiba setelah
sekian lama tiada,
Laksana kembang api yang
memancarkan keindahannya
Namun kau tak lupa selalu membawa
sandi-sandi kau akan datang
Sandi yang mengisyaratkan bahwa
pesan telah kau ambil dari Pencipta
Kau hantarkan pada manusia,
Dan membiarkan mereka mengais
pesan-pesan cinta itu dengan sendirinya
Menjadikan mereka berfikir…
Menjadikan mereka merasa…
Bahwa kehadiranmu di rona-rona
senja kali ini membawa sejuta senyum dan harapan
Akan suatu perjalanan hidup
setiap makhluk-Nya
Hujan …
Bagai samudera di laut lepas,
Bagai puncak di atas gunung,
Bagai hutan di tengah
pegunungan,
Bagai sungai di sela rawa,
Kau selalu memberi makna …
untuk berucap syukur pada Pencipta
Dan kali ini, kehadiranmu tak
hanya itu,
Tapi kau pun kembali mengantarkan
pesan-pesan cinta dan harapan,
Melalui doa-doa tersembunyi di
setiap rinai bulir airmu
Oleh insan yang kerdil,
Untuk kemudian
menghantarkannya menuju Sang Pemilik singgasana langit
Hujan… sampaikan pesan cintaku
pada-Nya. J
*Gunungkidul, di teras rumah
dengan pemandangan indah barisan pegunungan seribu yang tertutup hujan lebat dan
kabut bersama senja orange yang merona menghias langit* ^_^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar