Aku
merindukannya,
Merindukan
ia, ia, dan ia,
Mereka…
Yang
senantiasa penuh cinta.
Aku
merindukannya,
Mereka
yang dilingkupi rasa cinta
Cinta
pada Rabb-nya
Menyatukan
dan mempertemukan kita.
Aku
merindukannya,
Mereka
yang dilingkupi nasehat sejuta
Tapi
entah mengapa
Rasa
gengsi mengalahkannya.
Aku
merindukannya,
Mereka
yang menjadikan aku adiknya
Mereka
yang menjadikan aku saudarinya
Dan yang
menjadikan aku sahabat di setiap masa
Suka
dan duka,
Tapi
rasa gengsi mengalahkannya
Hingga
akhirnya aku hanya diam menahannya
Rasa
rindu yang tak mampu ku ungkap dengan kata
Dan rasa
gengsi mengalahkannya.
Aku
ingin mengatakan pada mereka,
Masihkah
cinta dan sayang bertandang di hatinya (?)
Untuk
menyapa adik kecilnya,
Menyapa sahabatnya, yang gengsi sejuta
Sembari
memberikan pelukan hangat penuh cinta
Mengusap
kepala kecil berbalut hijab mahkota
Dan berbisik
di ujung daun telinga,
“Allah
bersama kita…”
Aku
merindukannya,
Mereka
yang penuh suka setiap kali kita bersapa
Tapi
rasa gengsi mengalahkannya
Mengalahkan
pula bibir yang ingin berkata
“Sepertinya
aku lemah… dan benar-benar ingin kau peluk… sebagai penguat rasa.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar