Kadang kesabaran orang lain atas
kita dan atau yang terlihat oleh kita dari mereka justru menguatkan kesabaran
untuk diri kita sendiri.
“yo sing sabar nduk, berdoa, wis
maem durung ?” (sms dari ibu)
Beginilah
seorang ibu menenangkan hati anaknya, simple tapi menguatkan. Sebenarnya aku
cukup merasa dan sadar, dihatinya pun diliputi kegelisahan seperti anaknya
ketika memberi kabar padanya. Namun itu lah sosok perannya, berusaha sabar agar
anaknya juga merasakan kesabaran itu. Bahkan ia sempat menyelip perhatian yang
kadang kita abaikan. Astaghfirullah.
Hmm…
hidup di dunia itu sama halnya kita belajar di Universitas Kehidupan. Berbagai
amalan yang kita perbuat pasti pasang surut seperti air di laut kita temui,
naik gunung turun lembah juga kita lalui, jalan berbatu dan terhalang debu juga
kita jalani. Macam-macam kondisi dan situasi semua orang akan merasakan, yang
berbeda bagaimana kemudian ia menyikapinya. Kadang masalah yang tiba-tiba
menghadang kita, kita anggap itu adalah masalah besar yang akan rumit untuk
diselesaikan. Tapi kita sering terjebak, karena sebagian besar itu emosi tanpa
pemikiran panjang dan kompromi. Terlalu gegabah sehingga membiarkan hati teracuni
oleh berbagai prasangka yang kita buat-buat sendiri. Astaghfirullah.
Itulah,
kadang kita hanya cukup terdiam atau mungkin mencari lahan untuk sekedar
mengobrol dengan sahabat, lalu semua terasa ringan. Mengapa ? Bisa jadi dari
sana kita menemui kekuatan. Dari obrolan ini dan itu, canda haha hihi,
mendengar ceritanya, di sana terselip pelajaran dan nasehat yang menyadarkan
kita bahwa “Helooo… ternyata masalah gue
nggak serumit gitu amat kali!”, “Ohh…
masalah gue sebenernya simpel, gue aja yang ribet.”. Atau memilih diam,
merenung, mencoba berpikir dan kompromi dengan akal pikiran dan hati. Ya,
mencoba rileks dan mengais-ngais hikmah yang masih bertebaran di muka bumi, termasuk apa yang terjadi di diri lo sendiri
! hohoho.
“Oh, mungkin ikhtiar gue emang
masih belum maksimal.”
“Bisa jadi emang gue belum ikhlas
kemarin-kemarin itu !”
“Ohh… Allah mungkin masih pengin
liat keseriusan gue, makanya gue masih diuji kesabarannya.”
“Apa niat gue masih belum lurus ya kemarin
?”
“Astaghfirullah… gue masih belum
banyak HUSNUDZON sama Allah.”
Cek
lagi, cek lagi, cek lagi, EVALUASI!! Eiittss… tapi bukan common sense doank ngeceknya. Evaluasi diri itu yang kita lihat
amalan-amalan sebelumnya. Ya seperti yang diatas ini, landasannya ikhtiarnya, ikhlasanya,
dan niatnya. CEK LAGI ! Mau nangis karena “Astaghfirullah…
kemarin gue emang ….. (isilah titik-titik disamping ini sendiri),” monggooooooo
! Air mata itu kelembutan hati kok, J
“Surga itu dikepung dengan perkara
yang tidak menyenangkan.”
Dan
orang-orang yang bersabar lagi penuh keikhlasan menempuh ketidak-menyenangkan
itu yang kelak mendapatkannya.
*CMIIW*
~sms ibu cukup membuat
terpantik untuk kembali evaluasi diri.
~ini juga hasil
evaluasi, masih belajar juga, dan mengajak untuk #YukBelajarBarengbareng.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar