Hari
ini, setelah beberap penat hinggap dan hanya tersimpan tak berucap, akhirnya
luap oleh sebuah sharing yang menentramkan mata, hati dan pikiran. Rencana
mampir di rumah makan favorit (Pempek Ulu Bundar, hoho) lalu berlanjut
nongkrong di Gramedia (ga usah di sensor ya, bukan maksud ngiklan kok!) diberi
jeda oleh sebuah obrolan yang memberi pemaknaan hidup cukup berarti.
Sungguh
skenario langit yang merangkai siapa, apa dan bagaimana seseorang itu
dihadirkan dalam hidup kita. Dari mereka banyak hal yang tersimpan, yang jika
kemudian kita gali lebih dalam akan kita temui berbagai pelajaran hidup yang
beragam dan membanggakan.
Dan
suatu kehormatan bagi kita ketika seorang yang ada di sekitar kemudian dengan
leluasa penuh kenyamanan berbagi lahan-lahan privasinya untuk kita. Tak semua
orang mampu seperti itu tapi tergantung bagaimana kita membangun personal touch agar mereka selalu merasa
nyaman disamping kita.
Dan
suatu kehormatan bagiku, karena obrolan jeda kali ini memberikan gambaran
pengalaman hidup yang cukup berarti. Bahwa dari mana saja latar belakang
seseorang sekitar kita, seperti apa gaya hidupnya, bagaimana cara pandang
hidup, prinsip, dan gaya berpikir dan lain sebagainya, membentuk masing-masing
diri yang ada pada mereka saat ini.
Aku
bersyukur, bersyukur karena dipertemukan dan didekatkan dengan berbagai,
beragam, beraneka jenis seseorang yang masing-masing memiliki latar belakang,
gaya hidup, cara pandang, prinsip, dan gaya berpikir yang berbeda. Lebih
bersyukur lagi jika kemudian personal
touch itu sampai pada mereka, yang kemudian membuat mereka nyaman berbagi
tentang pengalaman dan perjalanan hidupnya.
Aku
suka, suka ketika mendengar dengan seksama bagaimana mereka bercerita dan
mendeksripsikan tentang keluarganya. Aku suka, suka ketika mendengar dengan
seksama seperti apa motivasi hidup dan impian yang tengah mereka bangun dan kokohkan.
Aku suka, suka ketika mereka dengan berbagai ekspresi menarasikan bagaimana
perjuangan hidupnya dengan gaya masing-masing untuk tetap survive dan menjadi orang yang benar-benar tangguh dengan berbagai
pahit manisnya hidup.
Aku
suka, suka karena dengan begitu aku pun mendapat keuntungan yang tak ternilai
harganya. Satu, rasa syukur. Dua, pelajaran yang membuat diri semakin bijak
memahami hidup. Ya, pada kenyataannya Allah memberikan jalur yang berbeda-beda
bagi setiap umatnya untuk mendekat pada-Nya. Iya, aku yakin itu adalah dalam
rangka agar mendekat pada-Nya. Berbagai interaksi dengan mereka pun yang pada
akhirnya membuat diri semakin yakin untuk tetap teguh pada prinsip. Pada
nilai-nilai yang senantiasa dipegang erat kemudian ketika peluang itu ada mampu
dibagi kepada mereka yang leluasa berbagi dengan kita.
Well,
hari ini aku mendapatkan itu semua. Senang dipertemukan dengan kalian, entah
secara bertatap langsung atau sekedar lewat cerita-cerita. Dipertemukan dengan
berbagai latar belakang, gaya hidup, cara pandang, prinsip, dan gaya berpikir
yang beraneka. Karena di sanalah aku belajar memahami hidup dengan bijak.
I’m So
Thanksful Rabb… !!!
*Huooo…
buku yang kami cari pun tak ditemukan di Gramedia, harap yang mendapatkan buku
ini >> Gun, Germs, and Steel bisa dengan suka hati meminjamkan kepada
kami yang tengah penasaran dengan jawaban penelitian dari buku itu >_<,
OOT*
Tidak ada komentar:
Posting Komentar