Selamat
pagiiiiiiiiii!! :D Burung-burung sudah mulai nyanyi-nyanyi, kelaparan mungkin
mereka ya hahaha. Tapi, heeeiii ini anak-anak manaaaa? Kenapa pada belom nyampe
-____-“ . Ini saya nangkring sendirian ini di mari, mana lupa lagi pendopo KP4
UGM itu dimandose sih L . Sudah
hampir 2 tahun nggak kemari. Katanya kiwi jam 7 pagi tapi jam segini pada belom
nongol, hmmm. Eh emang sekarang jam berapa ? 6.36 a.m. Woooww Kereen !!
Ternyata aku yang kepagian datang -_________-“ . Baiklah, aku harus menghubungi
satu orang untuk menanyakan dimana itu pendoponya. “Pendoponya itu yang di
dalam area outbond itu lhoo, masuk ke dalam.” SMS Si Kapten. *Tepokjidat*
Astaghfirullah… iya!
*Cling!! Tetiba sudah duduk
nangkring di pendopo* Hmm… ni anak-anak masih lama datang pasti, njuk aku kudu
ngopo? Aha! Aku masih punya tugas baca sesuatu. Ku keluarkan buku tebal warna
merah merona bertuliskan tinta warna emas dengan judul “Barakallahu Laka,
Bahagianya Merayakan Cinta” ihhiiiikk!! (Cuma bacaaaa, nambah ilmu ajaa). Ku
buka halaman chapter yang sudah kutandai semalam dan mulai asik menikmati
setiap barisan tulisan ditemani kicauan burung, jangkrik yang mengerik,
dedauanan yang tersapu angin, asri sekali. Berharap aktivitas hari ini
menyenangkan dan berkesan.
Beberapa menit kemudian, satu per
satu tim mulai berdatangan. Ah, ternyata sudah ada yang datang lebih dulu
daripada aku dan ngumpet di gudang, Mas Didit dan Kang Jalal. Well, tim sudah
lengkap kita koordinasi dulu sebelum memulai outbond untuk SD Muhammadiyah
Purbayan. Kemungkinan peserta akan sampai lokasi jam 8.00, masih ada waktu
setengah jam untuk persiapan segala halnya. Seperti biasa, sebelum bubaran
koordinasi agar lebih semangat kami teriakkan yel dengan menumpuk tangan kanan
dan lempar ke atas teriakkan “JAN… NAH!!!” (akhwat dan ikhwan dipisah, membuat
lingkaran masing-masing tetapi tetap satu komando) Ya, semoga aktivitas kami hari ini berbuah
syurga, Jannah J.
Sekitar pukul 8.00 peserta sudah
datang, beberapa instruktur sudah memposisikan diri dan mempersiapkan alat. Aku
pun mengambil alih sejenak untuk mengkondisikan peserta yang baru saja datang.
Mereka langsung di kumpulkan di pendopo, perkenalan, penjelasan aktivitas, dan
pengkondisian peserta.
Setelah dikondisikan forum aku
serahkan kepada Mas Andhi untuk selanjutnya dibagi bersama-sama melakukan stretching dan pembagian kelompok.
Pembagian kelompok kali ini dengan membisikan nama-nama hewan ke setiap peserta
dan mereka harus berkumpul membentuk kelompok sesuai dengan suara hewan yang
sama mereka dan teman-temannya teriakkan.
Diawal aktivitas ini, ternyata sudah
mulai bermunculan peserta-peserta yang “spesial”, sibuk sendiri, ngobrol
sendiri, sibuk ganggu kawannya, saling lempar komentar dengan bahasa yang tidak
baik, dsb. Ada satu peserta putra yang berkeliaran kesana kemari untuk
mengganggu kawannya yang tengah memperhatikan instruktur. Aku langsung
menghampiri dan menyergap dia dengan mengajaknya baris yang baik dan
memperhatikan sambil terus kupegangi dua pundaknya. Muehehehe, aku juga bisa
galak lho. Selesai forum bersama Mas Andhi dan Pak Deniz peserta dibagi ke
pos-pos sesuai kelompok masing-masing. Pos “Sungai Buaya”, pos “Oper Air”, pos “Tongkat
Ajaib” dan pos “High Risk”. Di sesi aktivitas pertama yang aku lakukan adalah
menghandle peserta putra yang bersiap melakukan aktivitas High Risk. Karena
aktivitas High Risk adalah Sliding Rope/Flying Fox maka mereka harus
bergantian. Dan mereka yang mengantri adalah menjadi tugas saya untuk memegang
mereka agar tidak menganggur. >_< Anak-anaknya susah diatuuurr T_T. (sebenernya mereka anak baik kok, cuman memang aktivitas di outdoor itu seolah memberi peluang besar mereka untuk lebih berekspresi J)
Ekstra sabar menghadapi mereka, ketika
memberi instruksi, yang satu ada yang cuek bebek, yang satu suka banget komen
yang nggak penting, yang satu ada yang bandel, tapi Alhamdulillah ada juga yang
dengerin dengan seksama. *aaahhh terharuuuu…* Sembari menunggu kawannya yang
tengah bersiap meluncur di Flying Fox, aku mengajak mereka untuk menulis dan
menggambarkan impian mereka. Dan taraaaaaaaaaaaa! Kebanyakan mereka pengin jadi
pemain sepak bola. Oke, rapopo, ben sehat yo naanggg. Wait.. wait… ada yang
menggambar orang dengan kepala botak. Ketika aku tanya, ini gambar apa? Impianmu
apa? Dia menjawab, “Aku ingin jadi Profesor!” Ahahahaha… lucu banget anak ini.
Yuk, mari kita doakan bersama semoga mimpi kalian semua tercapai, Aamiin Ya
Robbal ‘Alamiin.
Nah, karena setiap kelompok itu
jumlahnya banyak, ada yang sudah selesai meluncur ada yang sudah selesai
menulis impian tapi belum mendapat giliran meluncur, itulah tugas saya
>_< . Satu per satu mulai sulit dikondisikan. Ada yang bermain ke pos
sebelah, ada yang asik mainan ayunan, ada yang ribet nggak sabaran mau pakai
alat-alat meluncur. Aaaaaaaaaaakkkkk… koe kudu semangat, Sa! >_< . Oke,
Aku Raisopopo, Aku Bisa! Kudekati mereka-mereka, dengan
kalemnya dan lemah lembutnya mungkin mendekati anggun *hueeekk hahaha* aku
merayu mereka untuk kembali ke pos High Risk. Yes! dua anak berhasil kurayu
*duh, tukang merayu #eh*. Dua anak lagi juga mau kugombalin :p. Nah, tinggal
yang mainan ayunan nih, “Siapa yang belum main Flying Fox dik?” | “Udah semua, Mbak!”
| “Ohh… sudah semua ya. Oke, kalo gitu sekarang kita kumpul jadi satu dulu yaa,
tuh temennya udah pada nungguin, yuk!” |”Nggak mau, Mbak”, “Bentar Mbak”, Di
sini aja, Mbak. Lebih enak.” Bla bla bla blaa. | Aku : “~!@@#$%@$%^&*(^##!#~@#@$#%&@!##!$^&~!@##~!~@$%^%^$!”
*Mulai ngegombal* Tapi nggak mempaaaaannnnn T_T . Hampir 5 menit habis aku
merayu-rayu, tapi tak memberikan hasil *nangis glengsotan di tanah*.
Entahlah, yang salah karena aku nya
yang belum lihai atau memang karakter anaknya yang memang “Spesial”. Pekan lalu
waktu mengisi di Pantai Baru bersama murid SD Girisekar yang hampir setipe
karakaternya, tapi masih bisa aku handle. What’s wrong? Oke, koe tep kudu
semangat, Sa! Dan sepertinya Pak Deniz melihat kwalahanku mengkondisikan
peserta yang mainan ayunan ini. Njuk, aku hanya bisa mringas-mringis sambil
garuk-garuk kepala ketika disemangatin beliau. Huh! Hah! Sabar, Sa, Kamu Pasti
Bisa! 5 menit terlewati, sepertinya aku hampir menyerah. Eng ing eeeenngg… aku
melihat sepertinya ada peluang untuk kabur sebentar. Wahahahha! Tengok pos nya
Mbak Anjar dulu aahh sambil poto-poto (ane triple peran cuy! Fotografer, Harnes plus Pengkondisian peserta putra) ... eh ternyata beliau sedang kesulitan. Plastik untuk
gamesnya kurang, ahay! Oke, aku belikan dulu ya, Mbak. *Alesan kabur* #duhdik.
(Alhasil pas evaluasi di ceng-ceng in anak-anak tim, “mesti alesan kabur kuii
wis ra tahan hahaha” | Aku : hahaha… (nceeennn Mas, *ngomong dalam hati) ).
Ini kalo ada ustadz Fatan, aku mesti
langsung ditegur kalo ninggalin peserta. Karena dalam aktivitas seperti ini,
nggak hanya di indoor tapi juga outdoor harus selalu Keep in Touch dengan peserta. Jangan sampai kita terlewat
memperhatikan dan berinteraksi dengan mereka, karena untuk membangun interaksi
dengan mereka agar “in” lagi itu yang sulit. I’m Back! Aku kembali dengan
membawa strategi agar mereka terkondisikan lagi. Ya, aku kabur sebentar sambil
berpikir cara apa yang bisa bikin mereka manut sama aku. Hohoho, meski
alesannya beli plastik -_- . Akhirnya aku mengambil kresek yang berisi snack
dan memanggil mereka untuk menghampiriku sembari berkata “Diiik ayoo ke siniii….
Kita istirahat disini sambil makan snack. Ayo… ayo kumpul ke sini!”. Gruduukk….
Gruduuukkk.. yang tadi berkeliaran langsung berlari menghampiri. Kubagikan
satu-satu snacknya dan kuminta mereka duduk berkumpul didepanku. Sambil mereka
menikmati snack, aku memberikan debrief dan penekanan adab kepada mereka.
Karena dengan mengajak games mereka nggak berhasil tadi, jadi strateginya
adalah ngajak mereka coffe break
dulu, halahhh hahaha.
Dan ternyata mereka mau mendengarkan
bahkan memberikan respon ketika aku tanya ini dan itu. Ahhh… akhirnyaaa!
Selesai itu mereka kembali dipegang oleh Pak Deniz, dan giliran peserta putri
yang berada di aktivitas High Risk. Aku langsung bersiap di pos untuk memakaikan
perlengkapan Flying Fox. Harnes, Carabiner, Topi pengaman, Sarung Tangan semua
lengkap sudah. Memegang peserta putri itu lebih bisa dikendalikan dibanding
peserta putra, selalu begitu. Entah, apa yang membuat mereka beda ya? Haha.
Meskipun begitu, bukan berarti memegang peserta putri itu juga mudah karena
mengkondisikan mereka pun harus memiliki kesabaran tinggi, apalagi ketika
mereka mulai bermanja-manja dengan Mbak Instrukturnya. Tanggapi saja tapi tetap
sesuai porsinya, memanjakan mereka boleh tapi jika kemudian mereka justru mulai
mengarah “berani membantah” karena merasa sudah dimanja, maka segera bertindak
tegas.
Well, peserta mulai aku bagi untuk
siapa yang terlebih dahulu bermain. Lalu sigap aku mengambil peralatan dan
mulai mengenakannya ke tubuh mereka. Wait wait wait!! Astaghfirullah… Mas
Didiiiiitt… >_< iki piye sing nganggo harness nyaaaaa?? Ya Nabii… aku
lupa cara pakainya gimana! Ahahahahah… udah hampir 2 tahun nggak pegang beginian.
Akhirnya pun dibantu instruktur yang lain untuk memberi contoh pemakaiannya.
Setelah itu lihai lagi aku mengenakan harness dan carabiner nya. Hohohoho.
Satu per satu peserta putri pun
bergantian meluncur, meski sempat ribut karena berebut giliran tapi aku
kendalikan mereka untuk Hompimpah agar berurutan mendapat giliran. Ffiiuuuhh…
meski mulai lelah tapi rasanya tetap saja bahagia. Bahagianya adalah ketika
rempong kesana kemari, rempong berpikir ini harus gimana harus seperti apa, dan
yang pasti ketika berinteraksi dengan mereka yang masih anak-anak. Karena pada
kenyataannya, mereka juga menjadi tempat aku belajar. Belajar memahami, belajar
lebih sabar, belajar “ngemong”, belajar perhatian, belajar lebih sayang,
belajar berbagi, belajar berperan, belajar mengamati karakter dan perilaku
mereka, itu asik sekali! 2 Pekan yang mengesankan memang berurutan membersamai
anak-anak. Hehehe.
Alhamdulillah… sampai juga di sesi
terakhir, eh ups! Maaf kalo aku nggak menceritakan aktivitas di pos lain,
karena nggak tau pos mereka gimana, hehehe. Untuk melegakan segala tekanan yang
menghimpit hari ini karena berjuang keras mengendalikan peserta akhirnya, “Mas
Mbak Instruktur… Aku mau ikutan meluncuuur! Tolong siap-siap jadi belayer, receiver
dan stopper kuuu!” Sebentar di bully mereka rapopooo, yang penting mereka mau
mengendalikan beban sebesar ini *nunjuk diri sendiri* hahahhah! Aku bersiap
mengambil webbing dan carabiner. Aku pakai di base camp, karena nggak mungkin aku
pakai di lapangan. Melilit tali webbing di badan buat akhwat itu spesial, harus
di dalam rok jangan di luar rok, bahaya! Ehehehe. Selesai pakai perlengkapan
lengkap, aku naik tangga menuju rumah pohon untuk meluncur. Huaaaahhh… duwur
bingiiittss Ya Allah. Sempat grogi dan gemetaran ketika sampai di tengah
tangga, mana tangganya goyang-goyang pula, medeni! Well, akhirnya sampai juga
di rumah pohon dan bersiap dengan peralatan yang lain untuk meluncur. “Lapor,
Nisa siap meluncur!” | “Laporan nggak diterima! *saut Mas Andhi dan Mega*
Harnesnya mana woi ??” | “Weh?? Astaghfirullah… laliiii durung nganggooo, hahaha." Gek Mbak Pity selaku penanggung jawab alat-alat yang kupakai cuman cengangas
cengingis, “Ohiyaa… lupaaa. Maap Nis.” Errrr….
Beberapa menit kemudian, semua sudah
siap. Lapor lagi daaaann… kok nggak meluncur-meluncur, Sa? Aku wediiiii >_<
huhuhuhuaaaa.. tinggi banget >_< ! *Padahal tinggi cuma 60 meter panjang
100 meter -_____-“ *. “Wooiii Nisaaa buruaaaaannn.. iki wis dho ngantuk ki
lhoo.. kita tinggal lhoo!” Goda temen-temen yang jadi receiver dan stoper. “Bentar
bentaaaarrr…. Aku ngumpulke nyowo sek Meeegg, Mas Andhiiii jangan pergiiii,
jangan celakakan akuu!” Setelah menenangkan diri sejenak, sepertinya Mas Didit
yang menemani aku di rumah pohon juga mulai geregetan, tapi gayanya kan nggak
bisa galak gitu, Mas Didit kan kalem ngunuu… ngomong aja volumenya musti
di-full-in, udah full aja kadang masih nggak kedengeran :D :D :D.
Akhirnya aku
dituntun untuk meluruskan kaki satu per satu dan….
Yeeeeaaayyyyyyyy
meluncuuuuuuuuuuuurrrrrrrrr !!! :D Terjun bebaaaaaaaaaasssss….
Plooooooooooonnngg! Terima kasih Mega dan Mas Andhi sudah mengendalikan
hantaman luncuran badankuuuu ahahahhaha!
Berkesan sekali hari ini, setelah
penat menumpuk berhari-hari karena kerjaan dan lain gumpalan rasa gelisah
akhir-akhir ini, plooonnggg, rasanya lepas begitu saja. Weekend yang
menyenangkan bukan? Kerja sambil refreshing tuh ya begini J .
Kerja sambil berbagi tuh ya begini J.
Kerja sambil menabung buat akhirat nanti, mungkin juga begini salah satunya J . Tetep
Lillah Fillah Billah! Alhamdulillah…. :D