Alhamdulillahi’ala
kulli hal…
Nikmat Allah yang bahkan tak cukup
hanya dituturkan lewat kata syukur. Tak hanya nikmat nafas, tubuh yang sehat,
dan nikmat kecukupan, tetapi juga nikmat aktivitas yang membuat diri banyak
mengambil banyak pelajaran. Allah perkenankan aku untuk “masih” berada di
lingkaran ini, lingkar impian yang entah sampai kapan aku mampu mempertahankannya.
Dua hari ini membersamai siswa-siswa SMA yang tengah bersiap menghadapi ujian
april nanti, aku merasakan nikmat yang ya… sebenarnya beberapa kali aku rasakan
ketika melakukan aktivitas ini. Hanya saja tak sempat aku tuliskan sebelumnya,
maka saat ini aku ingin menuliskannya. J
Nikmat itu adalah nikmat kelegaan
batin. Berinteraksi dengan ratusan manusia yang berbeda karakter membuat aku
senantiasa berucap “Subhanallah… Allah yang menciptakan mereka ini.” Ini lah
alasanku sangat menyukai aktivitas training, bertemu banyak orang, berinteraksi
dengan mereka, dan mengamati karakter mereka (ini terlepas dari ketika menjadi
observer ya :p ). Berinteraksi dengan banyak jenis manusia membuatku semakin
banyak mengambil pelajaran. Itu lah nikmatnya, yang membuat batin ini menjadi
lapang, nyaman, tentram, dan legaaaa. Karena, di setiap aktivitasnya selalu
saja ada hal yang membuat diri mengingat IA yang Maha Menciptakan.
Dan selama berada dalam aktivitas
ini, job yang memiliki takaran “suka” paling banyak adalah ketika menjadi
Observer, hehehe. Why ? karena aku bisa menulis setiap materi yang disampaikan,
setiap nasehat yang menggerakkan pendengar (yang kemudian diam-diam aku catat
di buku kecilku :p ), dan yang sudah pasti adalah mengamati peserta di setiap
prosesnya. Ketika mereka memperkenalkan diri, menyampaikan tujuannya hadir
dalam training, ketika maju ke depan menyampaikan pendapatnya, ketika sibuk
menulis sesuatu di lembaran kertasnya, terlebih lagi ketika mereka berbagi
mimpi-mimpi yang tengah mereka ukir. Tak terkecuali juga, ketika mereka asik
mengobrol dengan kawan sebelahnya, ketika diam-diam asik memainkan gadgetnya,
ketika entah karena apa bergiliran mereka ijin ke toilet, ketika dengan nikmat
mereka ketiduran, ketika seolah mereka punya dunia sendiri dengan barang-barang
disekitarnya, dan yaa.. ketika tiba-tiba mereka sulit untuk dikondisikan karena
aktivitas yang mengharuskan mereka bergerak ke sana ke mari.
Well, itu sisi lain dari proses
training yang aku amati dan pelajari, walau kadang hal yang kemudian cukup
membuat “mau nggak mau” adalah membuat laporannya, hahahahaha! Padahal kalau
laporan nggak sesuai deadline, sama saja itu dzolim pada pihak sekolah, karena
itu adalah bentuk feedback yang
selalu kami berikan kepada sekolah sebagai rekomendasi memperbaiki proses
belajar sekolah maupun siswa-siswanya.
Nah, dua hari membersamai sekolah
yang berbeda membuatku senang bukan kepalang. Terutama ketika mereka diminta
menyampaikan cita-cita mereka ketika berada di usia 40 tahun nanti. Macem-macem
bentuk impian mereka, mendirikan pondok pesantren, jadi pengusaha, mendirikan
sekolah gratis, keliling dunia, menjadi hafidz/ah, menjadi menteri, dan yang
cukup membuat terperangah adalah ketika salah satu peserta menyampaikan
impiannya untuk bisa membobol kode-kode rahasia Amerika Serikat dan
mengahancurkan kebengisan mereka, hahahahaha. Ups ! Nggak boleh diketawain
broh, hati-hati… jangan tertawakan impian orang, suatu saat mereka akan
buktikan lho! Yowis, ditambah ketawanya “Hahahahahaaa KEREEENN semangat brooohh!!”
:)))))))
Ya memang mimpi-mimpi yang mereka
sampaikan ada yang duniawiiiii banget.. ada yang akhirat bangeeeetttt. Yang
duniawi banget semoga diluruskan niatnya yaa J, yang
akhirat banget semoga dikuatkan langkahnya yaa J. Ya,
intinya… aku senang berinteraksi dengan berbagai jenis orang dan aku senang menjadi
satu dari sekian banyak orang yang mendengar impian-impian mereka, sembari
berucap sederet kata doa untuk ikhtiar mereka mencapai impian. Toh, pada
akhirnya hal itu juga yang lagi-lagi akan mengingatkan diri untuk senantiasa
berdzikir pada-Nya. Allah Yang Maha Memiliki Kuasa. J Kalau
ngendikane Ustadz Syatori, “setiap alam, peristiwa/kejadian, dan juga amal
adalah sarana kita untuk senantiasa berdzikir kepada Allah.” Aahhhh…. Legaaaaaa….
dan itulah nikmat yang terasa, ahahahay!
*wadzkurullaha
dzikran katsiiran. Maka hati akan terasa tenang dan tentram…J
Tidak ada komentar:
Posting Komentar