Sakitnyaaa itu di siniiiiiiihhhh ! *mukul2 dada*
>_<
Astaghfirullahal'adziim... Allah Engkau Maha Tahu.
Kuatkan aku... Ikhlaskan hatiku...
Sebaik baik manusia adalah yang mampu memberikan manfaat kepada manusia yang lain dan yang senantiasa memperbaiki diri dalam setiap pergantian waktu ~,^
Jumat, 25 Juli 2014
Selasa, 22 Juli 2014
Pelangi-Pelangi di Langit Yang Biru
safadina.wordpress.com |
Hai
Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila,Ungu!
Well,
1 tahun sudah asa kita menyatu menggebu
Tak
terasa ratusan gagasan, gumpalan perasaan, dan rangkaian kenangan,
Tersimpan
dalam roll kehidupan…
Yang
seketika, yang kapan saja, akan dengan sendirinya berputar dalam ingatan.
Hai
Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila, Ungu!
Masih
melekat kala itu,
Pertama
kali hati menyatu-padu.
Bagai
selaksa wangi lautan biru,
Membawa
kesegaran jiwa yang haus akan rindu.
Hai
Pelangi-Pelangi di langit yang biru…
Bagai
warna-warni pelangi setelah awan kelabu,
Kau
bawa ceria kala hati tengah sendu,
Kau
bawa suka kala hati dirundung pilu,
Dan
semoga dengan obat cinta-ukhuwah, Allah lah kita tuju.
Hai
Pelangi-Pelangi di langit yang biru…
Meski
kelak kita terpisah jarak satu per satu,
Semoga
hati kita tetap menyatu-padu,
Dalam
ikatan iman yang menggebu,
Dalam
lingkaran cinta yang akan Allah pertemukan di syurga penuh rindu.
Aamiin.
Persiapan adalah Perbaikan Diri
Manusia
memang tak kan pernah tau apa yang ada di masa depan
Manusia
memang tak kan pernah tau apa yang terangkai di masa depan
Manusia
memang tak kan pernah tau kapan masa depan – masa depan itu datang di hadapan.
Yang
harus manusia tau hanyalah membuat rencana terbaik,
Baik
bagi dirinya dan Tuhan-nya.
Yang
harus manusia tau hanyalah membuat dirinya untuk terus mau berikhtiar,
Ikhtiar
terbaik, bagi dirinya dan Tuhan-nya.
Yang
harus manusia tau hanyalah untuk terus mengingat tempatnya kembali,
Kembali
dengan keadaan terbaik, bagi dirinya dan Tuhan-nya.
Memang
hakikat manusia adalah mempersiapkan diri.
Mempersiapkan
dengan terus melakukan perbaikan diri.
Untuk
selanjutnya dengan tangan terbuka ia sambut masa depan.
Sambutan
penuh keikhlasan.
Sambutan
tanpa ganjalan.
Di
depannya… masa depan yang ia damba penuh harapan.
Sungguh,
lalu apa lagi yang harus manusia lakukan?
Jika
tidak terus-menerus mempersiapkan, melakukan perbaikan?
Sungguh,
masa depan itu tetap saja akan datang di hadapan.
Hanya
tinggal putuskan saja,
Ingin
syurga atau neraka.
Itu
pilihan.
Langganan:
Postingan (Atom)